Mohon tunggu...
Wahyudi Adiprasetyo
Wahyudi Adiprasetyo Mohon Tunggu... Sang Pena Tua

Pena tua memulung kata mengisi ruang literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Apa Dengan "Tot Tot Wuk Wuk"?

20 September 2025   21:36 Diperbarui: 20 September 2025   21:36 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Justru, pejabat yang mau berkendara tanpa pengawalan, sabar menghadapi kemacetan, akan lebih dihormati. Ia dilihat sebagai pribadi yang merakyat, bukan yang merasa lebih tinggi.

Menutup Jalan Arogansi

Fenomena "tot tot wuk wuk" bukan sekadar keluhan tentang kebisingan. Itu adalah simbol kritik sosial: rakyat ingin pejabat berhenti menunjukkan arogansi, bahkan di jalan raya.

Indonesia butuh pejabat yang mau berjalan di jalan yang sama, dengan kecepatan yang sama, bersama rakyatnya. Karena hanya dengan begitu, mereka akan mengerti bahwa jalan bangsa ini tidak bisa ditempuh dengan privilese, melainkan dengan kesetaraan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun