Mohon tunggu...
Wahyu Andri Pratama
Wahyu Andri Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Hello, my friends! My name is Wahyu Andri Pratama. I'm a college student at Indonesia University of Education. Currently, I study at the Resort and Leisure Management. Thank you!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Digital Self Healing: Analisis Pemanfaatan Media Sosial Tiktok Untuk Mengurangi Overwhelm pada Net Generation

14 November 2022   11:14 Diperbarui: 14 November 2022   12:12 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada masa pandemi terdapat banyak perubahan besar pada kehidupan manusia, seperti perubahan sistem pembelajaran beralih ke School From Home (SFH), bekerja menjadi Work From Home (WFH) serta perekonomian menjadi tidak stabil, dan paling fatal adalah banyaknya korban nyawa. Dampaknya, perubahan sistem yang secara mendadak telah mempengaruhi emosional atau di sebut overwhelm yang berkepanjangan serta mempengaruhi kesehatan mental masyarakat. Emosional overwhelm yang dimaksud merupakan kondisi dimana seseorang mengalami demotivasi atau keputusasaan serta kewalahan atau lelah emosional karena situasi dan kondisi pada masa pandemi (Nicomedes and Avila, 2020).  Tidak jarang, manusia saat ini yang terdampak oleh sistem tersebut memerlukan proses penyembuhan emosional terhadap diri sendiri yang disebut sebagai self healing.

Self healing merupakan suatu proses penyembuhan diri dari rasa emosional yang beragam termasuk untuk mengurangi overwhelm (Perianto, 2021). Setiap orang pernah mengalami masalah dan lelah secara emosional sehingga self healing sangat dibutuhkan terlebih pada net generation. Net generation merupakan generasi yang tumbuh dalam dominasi penggunaan teknologi informasi yang lahir tahun 1994 sampai dengan sekarang. Net generation juga dikenal sebagai Gen Z, Platinum atau  Native Gadget  (Yusuf, 2015).  Generasi ini disebut merepresentasikan generasi yang lahir di tengah pertumbuhan information and communication technology. Dalam penelitian Oblinger & Oblinger (2005) Net generation selalu terhubung dengan dunia luar melalui mobile internet, laptop, smartphone  dan selalu terhubung dengan informasi dan komunitas dunia maya. Hal ini membuatnya sangat bergantung pada keberadaan internet (Oblinger and Oblinger, 2005).

Dalam laporan Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun (2019-2020) penggunaan sosial media menjadi alasan paling tinggi dalam penggunaan internet di Indonesia yaitu sebesar 51,5%. Dengan durasi penggunaan 8 (delapan) jam lebih. Sementara untuk konten internet yang sering dikunjungi adalah menonton video online dengan persentase 49,3 %. Salah satu video online yang sering ditonton pada media sosial adalah TikTok. Berdasarkan artikel Suara Bogor.com, TikTok menjadi salah satu platform yang paling sering digunakan dalam leisure time atau waktu luang. Data yang peneliti himpun, pada awal pandemi yakni April 2020, penggunaan TikTok hanya 37 juta pengguna, namun pada Juli 2021, penggunaannya meningkat drastis hingga 92,2 juta pengguna yang artinya naik hingga 3 kali lipat (Ahmad, 2021). Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia berada di posisi ketujuh dalam durasi penggunaan platform TikTok dengan menghabiskan waktu sebanyak 23,1 jam/bulan dalam pemanfaatan leisure time (Annur, 2022). Dalam kaitannya pada masa pandemi sekarang ini, pemanfaatan media sosial TikTok oleh net generation tidak hanya sebagai pengisi leisure time melainkan sebagai bentuk solusi self healing di dunia maya untuk mengatasi overwhelm. Self Healing pada net generation disebut sebagai bentuk respon emosional karena dinilai mampu memenuhi kepuasan atau hal positif pada individunya. Lebih lanjut menurut Beard dan Ragheb (1980) kepuasan/persepsi positif itu muncul dari bentuk keterlibatan aktivitas pada waktu luang (Jacob G. Beard and Ragheb, 1980). Keterlibatan yang dimaksud adalah ketika net generation bermain media sosial TikTok kemudian terkoneksi dengan informasi dan komunitas di dunia maya, dengan berbagai macam konten TikTok seperti edukasi dan juga hiburan. Oleh sebab itu, media sosial TikTok yang digunakan sebagai self healing untuk mengurangi overwhelm disebut sebagai digital self healing pada net generation.

Bisa dipahami bahwa telah terjadi perubahan kehidupan pada saat ini. Perubahan yang dimaksud adalah dalam pemanfaatan media sosial TikTok sebagai digital self healing untuk mengurangi overwhelm menjadi sebuah persepsi atau pandangan baru. Selain itu keberadaan digital self healing akan membuat stigma positif pada net generation karena memanfaatkan media sosial TikTok dinilai mampu memenuhi kepuasan atau hal positif pada individunya. Dan pandangan baru ini akan mematahkan perspektif masyarakat bahwa untuk mengurangi overwhlem dengan melakukan rekreasi maupun hobi sebagai bentuk self healing pada leisure time tidak hanya terjadi didunia nyata, melainkan dengan bermain media sosial TikTok juga menjadi hal yang sama namun terjadi didunia maya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun