Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerpen | Selembar Sarung Putih

14 Mei 2020   15:31 Diperbarui: 14 Mei 2020   15:24 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock.com

Ia pasrah dan hanya menunduk pelan.

"Apa yang kau rasa?"

Segera ia menceritakan semua apa yang dialami. Tanpa suatu celah sedikitpun. Cerita itu mengalir bagai sungai menderas.

Sesekali bunyi sesegukan yang ia tahan, tak sadar keluar. Lalu tetes air mata menitik. Segera diusapnya, karena ini tabu. Sebagai lelaki, ia pantang meneteskan air mata.

"Ambil air wudlu, nak. Salatlah dua rekaat. Setelah itu memohonlah kepada Allah. Mengadulah kepada-Nya. Meminta ampun hanya kepada-Nya. Itu saranku. Aku tak bisa membantu banyak." kata seseorang yang dipanggilnya kakek.

***

Ya. Serba berkecukupan membuatnya lupa akan hal yang bisa membuatnya sukses. Bahkan karena jiwanya yang terperdaya dengan begitu banyaknya uang. Ia lupa. Kesuksesan bukan berdiri sendiri. Kesuksesan itu juga bukan miliknya sendiri, melainkan milik istri dan anak-anaknya.

Angin kering merayap pelan, menghembuskan bau wangi. Ia terkesima melihat apa yang ada di depannya. Setumpuk uang begitu menggoda.

"Kamu tahu siapa saya?" tanya seseorang berparas putih dan berbaju rapi. Dasi yang terpasang di leher terbuat dari sutera. Kulit putih bersih, menandakan orang tersebut jarang keluar rumah.

"Iya, saya kenal bapak. Lalu apa yang bisa saya bantu?" katanya sopan.

"Aku mau, kamu membawa pengiriman ini tanpa tercium petugas. Bisa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun