Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Politik Si "Raja Judi" Donald Trump

13 Desember 2017   22:56 Diperbarui: 13 Desember 2017   23:12 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald J Trump (haaretz.com)

Namun, kita masih belum melihat kemampuan Pemerintah secara maksimal kasus Yerusalem ini. Kita hanya baru sekedar memprotesnya saja, langkah lebih jauhnya belum nampak.

Pemerintah kita harus menyadari, persoalan Yerusalem ini bukanlah kasus ringan, dunia tantangannya. Memang, baru dugaan tetapi mungkin saja bisa menjadi kenyataan dengan terjadi Perang Dunia III dalam waktu yang dekat ini. Perang itu dijadikan sebagai modus untuk menghukum seluruh umat manusia.  

Rusia, China, Korea Utara akan membantu perjuangan rakyat Palestina dalam membebaskan Yerusalem dari keinginan Si "Raja Rasis" Donald Trump karena kedekatannya negara-negara itu dengan Iran. Disana ada kepentingan ketiga negara tersebut.   

Dalam hal ini Iran sendiri dan dibantu oleh sekutu-sekutunya sudah pasti tidak akan tinggal diam. Kemungkinan negara itu akan melakukan invasike Israel walau melalui serangan udara. AmbisiIran itu bukanlah menunjukkan negara itu adalah agresormelainkan semata jihad untuk membebaskan Masjidil Aqsa jangan sampai dihancurkan oleh Israel.

Meskipun dalam keadaan darurat perang sudah pasti Irak dan Syria akan ikut pula menyerbu memasuki Israel dengan maksud yang sama yaitu membebaskan situsyang sangat berharga sekali, Masjidil Aqsa. Jordan pun tidak akan tinggal diam, negara itu ikut pula melakukan invasi.

Turki pun akan segera turun tangan mengerahkan pasukan daratnya yang dibantu pasukan udaranya menyerbu masuk ke Israel dengan tujuan yang sama. Hanya Saudi Arabia dan negara-negara Teluk lainnya, apakah ikut berperang atau tidak, belum dapat dipastikan.

Mesir, Lybia, Aljazair, kali ini akan ikut ambil bagian juga karena negara-negara ini takut akan dikutuk Tuhan Yang Maha Esa jika tidak ikut ambil bagian dalam perang membebaskan Masjidil Aqsa.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan terbesar di dunia, apakah tinggal diam saja, tidak ikut ambil bagian membantu sesama Muslim yang lagi berperang melawan Israel.

Di Indonesia, kan, banyak organisasi-organisasi Islam yang hebat-hebat bahkan, diantaranya ada yang paling kuat yang mampu mengerahkan massa "menyerbu" Kota Jakarta, apakah tidak ada keinginan untuk ikut jihad ke Israel sana.

Melihat dari opinimasyarakat, jangankan ke Israel, ke Myanmar saja membantu perjuangan Muslim Rohingya disana sampai saat ini tak ada buktinya. Suaranya saja yang lantang tetapi masih saja tetap tinggal di Tanah Air.

Meskipun demikian kasusJerusalem ini sangatlah sensitif sekali dan dunia akan bisa "capek" dibuatnya. Sementara itu masyarakat Yahudi sendiri tidak akan bisa tidur nyenyak selama perang berkecamuk di negaranya sendiri. Perang ini baru berakhir kalau Si "Raja Judi" Donald Trump diimpeachment oleh Kongres AS.***

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun