Mohon tunggu...
Wahid Muslim
Wahid Muslim Mohon Tunggu... -

hidup untuk mati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Labirin Rindu di Pagi Hari

21 Februari 2014   15:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sunyi sepi senyap bahkan gelap

Pagi tanpa embun

Namun basah oleh mutiara langit

Inilah,

Rasa yang dulu pernah terasa

Ya mungkin hingga sekarang dan nanti atau bahkan hingga mati

Terhimpit di labirin rindu

Terhempas terinjak bak kapas terbang karena topan

Cinta rindu sayang tercampur satu

Kilauan intan keluar dari kelopak masamku

Mata berkaca bak cermin dalam air

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun