Mohon tunggu...
Wahid Hasyim
Wahid Hasyim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudah SD Masih Belum Bisa Membaca? Waspadai Gejala Disleksia sejak Dini!

23 November 2022   22:45 Diperbarui: 23 November 2022   23:04 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fajar seorang siswa kelas 2 SD. Dia sering merasa kesal karena selalu kesulitan saat membaca dan mengeja. Bahkan ia sampai malas bersekolah karena hal tersebut. Padahal kalua dilihat-lihat dia bukanlah anak yang bodoh. Seharusnya membaca dan mengeja bagi anak kelas 2 SD bukan hal yang sulit bukan?. 

Dia masih terbata-bata saat melafalkannya meskipun sudah mengenali huruf-huruf alfabet, begitu juga dalam hal menulis. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Kondisi ini terjadi karena koneksi antara lobus frontal otak bagian kiri dan kanan sebagai pengolah ucapan(pemrosesan bahasa) tidak berfungsi dengan baik. Alhasil akan menimbulkan kesulitan dalam membaca, mengeja, maupun menulis.

Menurut dr.Kristiantini, Sp.A, yang menjadi Pelaksana Harian Asosiasi Disleksia Indonesia, disleksia merupakan dasar neurobiologis yang mengalami kelainan, jika terus-menerus dibiarkan akan berakibat fatal bagi perkembangan anak.

Untuk itu sebagai orang tua setidaknya harus tahu gejala atau ciri-ciri umum anak yang mengidap gangguan disleksia agar kemungkinan buruk yang akan terjadi dapat diatasi sesegera mungkin. Selain itu, menganali gejala disleksia berguna saat berkonsultasi dengan guru, dokter, dan psikoterapis.

Berikut ini merupakan sejumlah gejala yang umum terjadi pada balita:

  • Perkembangan yang lebih lamban dalam berbicara dibandingkan anak seusianya.
  • Untuk belajar kata baru membutuhkan waktu yang lama, seperti saat mengucapkan kata "ibu" keliru menjadi kata "ubi".
  • Kesuliitan dalam memilih kata atau meyusun kata dengan benar.
  • Kurang memahami kalimat yang berima, seperti kalimat "Andri mencari Putri seorang diri".

Namun, gejala disleksia biasa lebih tampak pada anak ketika anak belajar membaca, mengeja, dan menulis di sekolah. Beberapa gejala yang sering dialami oleh anak yang mengalami disleksia meliputi:

  • Lamban dalam mempelajari huruf dan bunyi alfabet
  • Terlalu lamban saat menulis dan tulisan tidak rapi
  • Terlalu pelan bahkan sering salah saat membaca.
  • Kesulitan mengingat dan mengucapkan kata yang baru didengar.
  • Cenderung sulit menemukan persamaan dan perbedaan "a".
  • Kesulitan mengingat urutan, seperti urutan alfabet dan nama-nama bulan.
  • Kemampuan membaca, mengeja, menulis jauh lebih rendah dibandingkan teman sebayanya.
  • Sering menghindari kegiatan membaca, menulis, mengeja.

Ternyata penyebab disleksia bukan saja selalu diakibatkan oleh faktor genetik, melainkan juga disebabkan oleh faktor pendidikan, faktor lingkungan, dan faktor cidera otak.

Perlu adanya dukungan dari orang tua, guru, dan teman-temannya. Sebab tidak jarang anak yang mengalami disleksia mengalami pembulian oleh teman sebayanya karena keterbatasannya. Anggapan negatif yang muncul terhadap anak disleksia bakal berdampak pada kesehatan mental penderitanya. Alhasil mereka akan bertambah merasa pesimis terhadap dirinya sendiri.

Maka dari itu sangat penting untuk menghilangkan anggapan negatif yang telah beredar selama ini. Jika menemukan gejala tanda-tanda disleksia, maka secepatnya konsultasi ke psikiater agar anak segera mendapatkan treatment yang tepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun