Mohon tunggu...
Wahid kurniawan
Wahid kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengarang

Insya Alloh akan jadi seorang writer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Serigala

13 Juli 2019   14:47 Diperbarui: 13 Juli 2019   15:01 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/

Ia meninju pelan bahu kananku. "Ayo, pulang, Ajakku Sayang." Ia melingkarkan tangannya ke lenganku, menarikku keluar.

Kota seperti kuburan sepi. Jalanan memanjang yang baru diempas gerimis mengilat diterpa cahaya lampu di pinggirannya. Satu-dua kendaraan melintas jarang-jarang. Kota serasa milik kami berdua. Sebab orang-orang yang keluar dini hari di jalan yang kami lalui kelewat sedikit jumlahnya.

Sepanjang jalan di trotoar, ia merapatkan tubuhnya padaku. Angin malam terlampau kejam. Mengiringi perjalanan kami. Sengaja aku tak mengajaknya langsung pulang ke kontrakan yang kusewa. Ini malam yang spesial. Aku butuh tempat yang lumayan berarti selain kontrakan sempit dan pengap itu. Jembatan kota, aku kira itu tempat yang cukup berarti bagi kami. Mengingat kami kali pertama dipertemukan di sana.

"Kita mau ke mana? Kontrakanmu kan ke sana arahnya."

"Kita ke jembatan sebentar. Ada yang ingin kubicarakan."

"Itu bukan tempat yang tepat untuk bercinta."

"Ada yang lebih penting dari bercinta."

"Apa?"

"Ikut saja."

Kami berjalan lagi. Menembus udara malam yang menggigit. Menjejak jalan semen yang di beberapa tempat berlubang di sana-sini.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun