Tabungan jangka panjang misalnya untuk tujuan membeli rumah, biaya kuliah anak, membangun usaha, dan lain-lain.
Jumlah yang harus disisihkan perbulannya, dapat dihitung dari nilai yang ingin dicapai dan jangka waktu yang diinginkan.Â
Misal target mengumpulkan uang muka rumah dalam waktu 5 tahun, 10 tahun, dan seterusnya. Atau dana kuliah anak sekian tahun lagi.Â
Demikian pula jika sedang mengumpulkan modal usaha, dengan target sekian tahun harus sudah terkumpul dana sekian.Â
Tabungan jangka panjang bisa juga dilakukan dalam bentuk investasi. Misal dengan cara membeli logam mulia, bermain saham, forex, dan jenis-jenis investasi lainnya yang Anda rasa aman. Namun jangan lupa, setiap jenis investasi ada risikonya.Â
Semakin tinggi kemungkinan keuntungan yang didapat, semakin tinggi juga risikonya. Jadi sebaiknya dana yang ada tetap disebar. Bisa sebagian dibelikan logam mulia, sebagian didepositokan, sebagian dibelikan saham, atau yang sekarang sedang marak misalnya forex, atau jenis-jenis investasi lainnya.
Dana yang diinvestasikan sebaiknya diambil dari dana yang menganggur. Misalnya dari sisa dana darurat yang tidak terpakai, atau tabungan yang semakin lama semakin besar dan aman untuk diambil sebagian, atau dana yang memang disisihkan untuk keperluan investasi.Â
Kesimpulan
Selama pengeluaran Anda disesuaikan dengan pemasukan dan Anda juga mempersiapkan diri untuk hal-hal tidak terduga, seperti terkena risiko hidup karena sakit, kecelakaan, atau tiba-tiba sakit kritis, saya rasa istilah tanggal tua tidak akan relevan lagi.Â
Gaji yang Anda terima di tanggal muda, toh bukan untuk dipakai foya-foya di awal bulan, sehingga di akhir bulan Anda harus mengencangkan ikat pinggang hingga bernafas pun susah. (VRGultom)