Mohon tunggu...
Vivi Widya Susanti
Vivi Widya Susanti Mohon Tunggu... Guru - Khairunnas anfa'uhum linnas

Baru Belajar Nulis - Belajar Baru Nulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Senyuman Ane

31 Maret 2020   23:32 Diperbarui: 31 Maret 2020   23:57 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sebentar.. sebentar.. karokean? Sama Nene?", tanyaku penasaran.

"Inggih bu.. wis tho Mil.. ceritoae.. Bu Anggi ki penakan kok karo cah cah koyok kenee.. ora bakal diseneni..", Reni semakin membuat Mila salah tingkah.

Melihat itu aku berusaha menenangkan keadaan agar mereka lebih nyaman terbuka untuk bercerita. Keadaan semacam ini memerlukan pendekatan khusus supaya Mila tidak merasa terpojokkan dan aku juga lebih mudah menggali informasi.

"Sudah Mila.. tidak usah takut.. cerita saja sama ibu, kalau malu nanti keruangan ibu yaa setelah sholat dhuhur..". Aku berusaha sebisa mungkin menebar senyum dan mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan kabar tugas-tugas mereka selama dikelas. Meskipun kenyataannya aku mulai khawatir.

...

Pukul satu lebih lima menit, Mila yang ditemani Winta sudah duduk di sofa ruang tamu BK. Ada bias ketakutan yang luar biasa yang coba kutangkap dari raut wajah Mila. Sedangkan Winta sibuk bercermin membenahi kerudungnya.

"Ayo minum dulu.."

Kusuguhkan dua botol air mineral kepada dua gadis itu. Sepertinya memang Mila tidak berani sendirian bertemu denganku. Berbeda dengan Winta yang terlihat santai karena sudah sering main ke ruanganku untuk pelanggaran-pelanggaran kecil yang dilakukannya.

"Wis gek ndang cerito.. awakmu wingi karo sopo.. nyapo ae.. ndang..", Winta membuka percakapan itu sambil masih bercermin memastikan kerudungnya presisi.

"Iyaa Mila.. cerita aja.. Bu Anggi ngga marah lho.. kamu kan sudah beranjak dewasa, sudah bisa mengambil keputusan sendiri. Tahu mana yang baik dan buruk. Dan tahu konsekuensinya.. Gitukan yaa Mila..", jelasku lirih sambil tersenyum padanya.

Mila mulai terlihat gelisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun