Mohon tunggu...
Vivi Tirta Wijaya
Vivi Tirta Wijaya Mohon Tunggu... Hoteliers - Mahasiswa

Salah satu penerima Beasiswa 50% STP Trisakti tahun 2016, prodi D4 Perhotelan - Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Valentine di Fiksiana] Memori yang Hilang

25 Februari 2017   22:14 Diperbarui: 25 Februari 2017   22:51 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Memangnya kamu siapa?”

“Baiklah. Kita bisa mulai lagi dari awal. Dimulai dengan perkenalan. Kenalin, namaku Edo. Kita dulu satu sekolah di SMK yang sama,” katanya sambil menjulurkan tangan kanannya.

“Aku rasa aku nggak perlu sebut lagi namaku,” jawabku sambil tersenyum padanya. Akupun menyambut uluran tangannya, bersalaman layaknya orang yang baru bertemu.

***

Hari demi hari berlalu seperti biasa di tempat kerja, tidak ada yang istimewa. Namun, entah apa yang mulai meracuni otakku, aku jadi sering memikirkannya. Perlakuannya sangat baik kepadaku. Ia juga sering mengantarkanku pulang, walaupun aku tahu rumahku dan rumahnya tidak searah, malah berlawan. Aku tersenyum memikirkannya. Ah, bahkan memikirkannya saja dapat membuat hatiku berdesir. Apakah aku menyukainya? Aku menggelengkan kepalaku cepat, berusaha mengenyahkan pikiran konyol itu. Aku melafalkan namanya sekali lagi, E-D-O. Kupejamkan mataku dan mencoba mengingat-ingat, apakah ada memori tentangnya yang dapat kuingat. Namun, sakit kepala itu datang lagi. Aku meringis menahan sakit yang luar biasa. Kusandarkan tubuhku di tepi ranjang. Tanganku menggapai sebutir obat yang berada di meja samping ranjang dan segera menelannya dengan air.

30 menit berlalu, namun sakit kepala ini masih belum hilang. Aku setengah mati menahan sakit kepala ini. Kenapa ini harus terjadi padaku ya, Tuhan? Apa salahnya bila aku ingin mengingat masa lalu? Apa salahnya bila aku ingin mengingat tentang dia? Air mataku menetes.


Di gelap malam yang penuh emosi

Aku berharap kau kan hadir di sini

Tuk mengisi kekosongan hati nan sunyi

Tuk menghapus rasa rindu yang mulai menghantui

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun