Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menelusuri Sejarah Bangunan hingga Menikmati Keindahan Paris dari Atas Atap

19 Februari 2021   12:38 Diperbarui: 22 Februari 2021   22:45 2156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan Haussman dengan ciri warna kuning muda dan atap mansard (Dokumentasi pribadi)

Atap tersebut memiliki empat sisi dan setiap sisinya memiliki dua bagian yang berbeda kemiringannya, di mana bagian bawah memiliki kemiringan yang lebih curam dibanding bagian atasnya.

Renovasi besar-besaran yang dilakukan Haussman dan dipilihnya jenis atap ini, membuat atap ini kembali terkenal. Dipilihnya jenis atap ini karena atap ini dianggap sesuai dengan kebutuhan warga Paris saat itu. 

Atap ini memberikan ruang tambahan, memberikan distribusi cahaya dan panas yang lebih baik. Sedangkan pemilihan material untuk atap mansard berkaitan dengan perkembangan dunia metalurgi pada saat itu, di mana ditemukannya bahan lembaran seng. 

Bahan ini memiliki banyak keunggulan, di antaranya murah, tahan air, tahan panas, mudah dibentuk, mudah didaur ulang dan bisa digunakan dengan berbagai sudut kemiringan. Juga umur atap ini sangat panjang, dapat bertahan hingga 100 tahun. 

Dengan adanya panduan ini, Paris pun dipenuhi dengan bangunan gaya neo-klasik berwarna pastel kuning muda dan atap-atap berwarna abu-abu. 

Sekitar 85% atap di Paris menggunakan atap yang sama. Dapat dengan mudah dibayangkan warna abu-abu atap ini mendominasi dan membuat jenis atap lain menjadi kontras. Hal yang justru menambah keindahannya. 

Atap-atap dari bahan tembaga, yang berwarna hijau dan banyak digunakan di bangunan-bangunan bersejarah menjadi menonjol di antara lautan atap berwarna abu-abu ini.

Selain keindahan dari sisi warna, keindahan atap Paris juga berkaitan dengan peraturan tata kota yang memiliki aturan ketat mengenai ketinggian bangunan di Paris. 

Di dalam kota paris tidak ada gedung pencakar langit. Bangunan paling tinggi di Paris adalah Menara Eiffel dengan ketinggian 300 meter. Salah satu gedung tinggi lainnya hanya Montparnasse Tower (210 meter), yang mana sebetulnya banyak warga Paris yang tidak setuju dengan pembangunannya. 

Selain kedua bangunan ini, bangunan-bangunan lain di Paris tidak lebih dari 9 lantai. Dengan adanya aturan ketinggian bangunan ini, maka berbagai bangunan dan monumen yang menjadi landmark kota Paris, seperti Notre-Dame, Sacre-Coeur dan Menara Eiffel tetap menjadi pusat dari skyline kota Paris.

Pemandangan kota Paris dari Center Pompidou (Dokumentadi pribadi)
Pemandangan kota Paris dari Center Pompidou (Dokumentadi pribadi)
Untuk melihat keindahan atap kota Paris tentunya kita perlu mencari tempat yang cukup tinggi. Beberapa di antaranya adalah Arc De Triomphe, Katedral Notre-Dame, Sacre Coeur di Bukit Montmartre, Center Pompidou, Montparnasse Tower dan tentunya Menara Eiffel. Bila ingin tempat-tempat yang gratis, bisa mencoba Galeries Lafayette, atau Printemps Department Store.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun