Air adalah elemen penting yang menopang kehidupan dan aktivitas manusia serta menjaga keseimbangan ekosistem global. Saat ini, tantangan utama dalam pengelolaan air adalah meningkatnya permintaan, perubahan iklim, dan pencemaran yang mengancam kualitas dan kuantitas air bersih. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan menjadi krusial untuk menjamin ketersediaan air bagi generasi sekarang dan masa depan. Menurut tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) nomor 6, setiap orang berhak atas akses air bersih dan sanitasi yang layak. Namun, kenyataan menunjukkan masih banyak masyarakat di berbagai negara, terutama dengan pendapatan rendah dan menengah, yang kesulitan mengakses air yang aman. Krisis pandemi Covid-19 telah menambah beban situasi ini dengan mengungkap ketidaksetaraan akses yang lebih dalam di banyak area. Hal ini menegaskan perlunya pendekatan terpadu dalam pengelolaan sumber daya air yang berorientasi pada keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
Salah satu solusi yang diterapkan untuk mengatasi keterbatasan air adalah pengelolaan ulang air drainase pertanian. Studi kasus di Delta Sungai Nil, Mesir, menunjukkan penerapan model pengelolaan air drainase yang menggabungkan air limbah pertanian dengan air irigasi segar secara aman. Metode ini menggunakan kontrol kualitas statistik untuk memonitor dan memastikan air yang digunakan tidak merusak tanah atau mencemari lingkungan. Dengan model ini, petani mendapatkan tambahan sumber air, sementara risiko kesehatan dan ekologis dapat diminimalisir. Kemajuan teknologi menjadi fondasi penting dalam pengelolaan air berkelanjutan. Penggunaan sensor cerdas, data satelit, dan sistem informasi geografis (GIS) memungkinkan pemantauan kualitas dan kuantitas air secara real-time. Hal ini mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti yang lebih cepat dan tepat sasaran. Selain itu, teknologi desalinasi dan daur ulang air limbah juga menjadi solusi penting untuk mengatasi kekurangan air di daerah kering dan padat penduduk.
Pengelolaan sumber daya air memerlukan tata kelola yang baik, termasuk kebijakan yang transparan, pelibatan berbagai pemangku kepentingan, dan mekanisme pengawasan yang ketat. Kolaborasi antar pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan lembaga internasional sangat vital untuk menciptakan sistem pengelolaan yang inklusif dan responsif. Pendekatan ini juga memastikan bahwa keuntungan pengelolaan air tidak hanya dinikmati sebagian kelompok, tetapi merata bagi seluruh masyarakat. Perubahan iklim yang menyebabkan fenomena cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir semakin menantang pengelolaan air. Oleh karena itu, strategi adaptasi seperti konservasi air, peningkatan kapasitas penyimpanan, dan restorasi ekosistem air harus dijalankan bersamaan dengan pengurangan emisi karbon. Pendekatan ini meningkatkan ketahanan komunitas terhadap dampak perubahan iklim sekaligus menjaga kelangsungan sumber air
Kesimpulan
Pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan membutuhkan kombinasi teknologi modern, kebijakan yang tepat, serta partisipasi aktif semua pihak. Dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, kita dapat memastikan ketersediaan air yang cukup dan bersih bagi manusia dan ekosistem, menjaga kualitas lingkungan, dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Kelangsungan hidup generasi mendatang bergantung pada komitmen dan tindakan kita hari ini dalam mengelola sumber daya air.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI