Mohon tunggu...
Virgi Widya Cahyati
Virgi Widya Cahyati Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UPI

A writer who likes to write about pop culture

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Dulu itu Sudah Berubah Sekarang

26 September 2023   12:30 Diperbarui: 26 September 2023   12:41 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Esa, kamu ada dirumahkan? Paman ketuk-ketuk pintu kenapa tidak dibukakan?" Ucap Paman Al diseberang sana.

Keringat dinginku bercucuran dengan deras mendengar pertanyaan dari paman.

"Iya paman maaf Esa lagi mendengarkan musik pakai headset, jadi Esa tidak mendengar kalau paman mengetuk pintu. Tunggu sebentar paman akan aku bukakan pintunya". Jawabku setenang mungkin agar paman tidak mencurigai aku.

Sampailah aku didepan pintu. Kuintip sedikit paman yang sedang diluar sana melalui jendela. Ia terlihat sangat beda. Aku jadi bingung sendiri. Apa benar paman yang sudah berubah atau aku yang sudah berubah karena terlalu banyak baca tantang psikopat?

Tanpa ingin membuat paman curiga, aku langsung buru-buru membukakan pintunya.

"Paman, masuklah maaf membuat paman menunggu lama". Kulemparkan senyum manisku seraya mengucapkan kalimat tersebut agar paman tidak mencurigaiku.


"Tidak apa-apa, paman minta maaf juga tiba-tiba datang kesini tidak bilang-bilang" ucap paman sambil berjalan masuk dan duduk di sofa rumahku.

"Ada apa paman tiba-tiba kesini? Kebetulan ayah dan ibu sedang bekerja jika paman ada sesuatu penting yang ingin disampaikan, paman bisa kasih tau aku. Nanti setelah ayah dan ibu pulang akan aku langsung beritahu mereka" ucapku dengan ramah.

"Paman ada urusan denganmu. Kamu kenapa berkeringat banyak sampai membasahi bajumu?" pertanyaan paman tiba-tiba.

"Tadi aku sedang berolahraga juga sambil mendengarkan musik. Paman ada yang ingin disampaikan padaku?" Ucapku sedikit gugup.

Tiba-tiba paman menatapku seperti malam itu. Sangat menakutkan. Keringatku semakin bercucuran dan rasa takutku semakin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun