Mohon tunggu...
Nafila Khairil
Nafila Khairil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum selamat datang Semoga tulisan saya bisa menjadi sumber informasi dan menambah pengetahuan kita semua

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Kenangan

9 Maret 2021   17:38 Diperbarui: 9 Maret 2021   18:13 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karya: Salsabila Khairil Putri-Kelas 6 SD

Namaku Fahwa dan aku mempunyai seorang sahabat yang bernama Siska. Dia adalah teman pertamaku, dan dia pula sahabat pertamaku. Dia lucu, asyik, pintar, dan berbakat. Sedangkan aku hanya anak biasa yang duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 6.

Pada saat itu aku dan Siska sedang duduk di taman, bercengkerama sambil melihat teman-teman yang sedang bermain. Kami tidak ikut karena Siska mengalami penyakit yang agak serius yaitu sesak nafas yang sudah dideritanya sejak kelas 4. Tapi dia memutuskan untuk masuk sekolah karena kami tidak lama lagi akan mengikuti ujian akhir kelas.


Dia menghela nafas sambil berkata

"Ah, aku ingin sehat kembali dan ingin bermain bersamamu lagi" ujarnya

"Tapi kan kita masih bisa bermain yang lain seperti petak umpet atau main masak-masakan" jawabku

"Tapi kan aku maunya main yang lebih seru daripada yang itu" katanya sambil menghela nafas.


Dan aku pun terdiam bingung mau jawab apa
kemudian lonceng pun berbunyi pertanda masuk kelas.
Dan anak-anak segera bergegas memasuki kelasnya masing-masing.
Pelajaran dimulai, kali ini pelajarannya Bahasa Indonesia.


Aku paling suka belajar yang ini tapi aku tak tahu kenapa aku suka pelajaran yang tidak disukai teman-temanku, katanya pelajaran ini sangat membosankan tapi sebaliknya aku sangat suka dan paling banyak menjawab pertanyaan ibu guru.


Dan lonceng pun berbunyi pertanda akan pulang. Dan anak-anak berhamburan keluar, aku pun menghampiri Siska yang masih bengong di kursinya.


"Hei Siska ngapain bengong gitu, ayo pulang!"
Dan Siska pun terkejut "Iya iya.. aku kemas dulu barangku." katanya sambil cemberut
"Nanti kita pulangnya lewat depan ya!" pinta Siska.


"Serahmu lah yang penting pulang." jawabku.


Akhirnya kami pulang lewat depan sekolah. Biasanya kami lewat belakang karena lebih cepat sampai ke rumah tapi kadang-kadang kami lewat depan karena Siska mau lebih banyak cerita sesuatu karena dia tidak mau menceritakan nya di sekolah takut kalau kedengaran oleh teman yang lain.


Dan kami tiba di perempatan jalan, di sana cukup sepi hanya 3 atau 4 orang saja yg melintas. Dan kami melihat seekor anjing yang kelihatannya adalah anjing galak. Dan kami perlahan mundur takut akan dikejar anjing tersebut. Dan dugaanku benar, anjing itu melihat ke arah kami dan mulai mengejar kami. Dan kami berdua pun lari takut digigit oleh anjing tersebut. Dan kami akhirnya tiba di komplek rumah warga dan bersembunyi di tembok pagar rumah. Anjing itu pun pergi meninggalkan kami.

Dan aku pun teringat pada Siska. Dan aku melihatnya sesak nafas yang tidak biasa, dan aku segera meminta pertolongan kepada orang yang sedang melintas.

Siska dilarikan ke rumah sakit, dan aku tak berhenti menangis atas kejadian yang ditimpanya dan aku merasa bersalah kepadanya karena aku tak mengingat bahwa dia punya penyakit.

Aku terus memanjatkan doa agar dia baik-baik saja. Dan orang tuanya datang dan khawatir terhadap anaknya, dan aku menceritakan yang sebenarnya dan dia hanya mengatakan tidak apa-apa kita hanya bisa mendoakan nya, ujarnya sambil menahan tangisannya. Tapi naas Siska telah meninggalkan sahabat terbaiknya untuk selamanya.

Aku terbangun dari alam pikiranku dan kembali menaburi bunga di atas kuburan yang masih basah. Yang penting orang yang ada di dalam sana adalah satu-satunya sahabat yang terbaik seumur hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun