Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemimpin Itu "Servus" dan "Ancilla"

27 September 2022   08:47 Diperbarui: 27 September 2022   10:09 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi. Para mueid mendengarkan gurunya.

Caranya mengagalkan dan membekukan skenario itu begitu mudah. Si Pemimpin yang berkuasa hanya mengambil seorang anak kecil dan menempatkan di sampingNya dan berkata kepada mereka yang bertengkar itu: "Barang siapa menyambut anak ini dalam namaKu, ia menyambut Aku."

Sesederhana ini cara menyelesaikan "pertengkaran yang hebat dan dasyat itu." Jadi bukan persoalan anak kecil itu, tetapi bagaimana cara menerima pemimpin yang ada sekarang seperti anak kecil itu. Harus menerima dalam namaKu, dalam Nama Pemimpin.

Artinya harus dengan sikap jujur dan polos, siap sedia saja, berserah diri total seperti anak kecil itu untuk mengakui bahwa pemimpin "hic et nunc" bagi para murid adalah AKU yang sedang memimpin. Akulah pemimpin utama dan sejati.

Karena itu kesimpulan jelas, bahwa karena yang terbesar sebagai pemimpin itu ada dan sedang memimpin maka status pemimpin dan kepemimpinan belum IA wakilkan kepada siapa saja di antara mereka (para murid). Katakan: "waktunya belum genap, saatnya belum tiba untuk pengalihan kepemimpinan."

Bagaiamana kisah di atas diperhadapkan dengan realita kita, here and now? Ambil contoh di kehidupan berkomunitas, di kehidupan berkeluarga, di kehidupan bermasyarakat, dan kehidupan-kehidupan dan perkumpulan yang lebih luas lainnya ?

Sikap-sikap yang digambarkan di atas ada dan nyata. Hanya satu yang ditegaskan dan diminta adalah jika ingin menjadi "lebih besar," bersedialah menjadi hamba (servus), dan pelayan (ancilla). Sigaplah menjadi "servus servorum homini," (hamba dari segala manusia), dan "ancilla populi" (pelayan masyarakat) terlebih ketika menyebutkan diri sebagai pemimpin masyarakat.

Manusia atau masayarakat dalam koridor "servus servorum homini" atau "ancilla populi" adalah mereka yang kecil-besar, muda-tua, miskin-kaya, sakit-sehat bahkan yang baik dan yang "jahat", "yang nakal" dan sejenisnya.

Menjadi pelayan (servus dan ancilla) bagi si jahat, nakal dan sejenisnya adalah kesediaan untuk menghantar mereka kembali "ke jalan yang benar" jika tidak ingin mengatakan kesediaan dan upaya untuk mentobatkan mereka, "kembali ke jalan benar."  Mungkinkah ?*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun