Misi Sang Pemimpin yang saban hari ada dan hidup bersama para muridNya adalah "Yang terbesar" adalah hamba (servus) dan pelayan (ancilla) dan yang memimpin adalah yang melayani."
Jadi 'yang terbesar" atau pemimpin berarti siap melakukan pekerjaan hamba." Dia adalah servus servorum (hamba dari segala hamba) dan tukang layan (ancilla).
Sebagai pemimpin yang karismatik, yang kuasanya datang dari Allah, Â "Si Pemimpin" dalam kisah di atas" telah membangun suatu komunitas yang elegan terhormat dan beretika bersama para muridnya.
Karena itu Ia tahu benar pikiran para muridnya, bahkan tahu juga siapa murid yang berambisi demikian, hanya saja si penulis kisah tidak memberi identitas jelas bagi para pendengar dan pembaca kisah.
Karena itu boleh timbul pertayaan seperti ini: Apakah mereka yang pertama dipanggil sebagai murid, merekalah yang mepersoalkan kedudukan, jabatan, dan posisi lebih besar? Atau karena persoalan senioritas? Atau juga karena mereka adalah orang-orangnya, bos jadi punya privilege ? Atau mungkin karena mereka seasal, sesuku dengan yang sedang memimpin?Â
Atau hal lain, seperti karena mereka punya skill khusus ? Sudah berpengalaman dalam urusan jabatan-jabatan, seperti Levi, si tax collector? Atau seperti si Judas, karena dipandang "lihai" mengatur ekonomi dan segala tetek bengek kehidupan komunitas?
Motivasi dan latar pertengkaran biasanya tidak mudah diusut. Walau demikian hal nyata dan efek dari pertengkaran karena kedudukan, jabatan, dan posisi "lebih besar" dapat merusak kesatuan dan persatuan komunitas yang telah dibangun dan di rintis bersama Si Pemimpin.
Sangat boleh jadi pertengkaran itu sengit, dasyat, hebat sekali dan berdampak perpecahan, serta dapat mencerai-beraikan para pengikut atau seluruh anggota komunitas itu.
Atas pertengakaran itu, mungkin juga telah terjadi tidak hanya aduh mulut, tetapi juga sudah ada blok-blokan, sudah ada kubu-kubu pendukung dan kelompok oposan, bahkan mungkin ada satu dua murid yang siap walk out.
Sepertinya dalam "berjalan bersama" Si Pemimpin, skenario ingin berkuasa yang dilakukan oleh para murid sudah dipersiapkan. Tetapi skenario itu gagal di hari "H". Momentum ingin menunjukkan atau memilih siapa yang terbesar di antara para murid, "beku".