Mohon tunggu...
VIKTORINUS REMA GARE
VIKTORINUS REMA GARE Mohon Tunggu... Guru - Apa adanya,jujur,bertanggung jawab dan pekerja keras
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pejuang Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Profesi yang Bernyali

31 Maret 2021   10:17 Diperbarui: 31 Maret 2021   10:18 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Ilustrasi Guru membelah kesunyian menebus hutan lebat ke sekolah. (Sumber:Kompas.com/Zakarias Demon Daton)

Menjadi guru adalah  sebuah keputusan pribadi yang didasari oleh permenungan hati. Hati yang peduli, hati yang berbelas kasih. Kebahagiaan seorang guru tidak terukur oleh kepuasan jasmani. Kebahagiaan seorang guru ketika dalam tugas panggilan jiwanya dalam memanusiakan manusia, hadir manusia - manusia baru yang akan  mengisi setiap relung kehidupan di negeri ini  baik sebagai pejabat negara, artis,profesional,usahawan, dan profesi lainnya.

Banyak kisah tentang guru baik yang didengar atau dibaca melalui media (elektronik dan cetak), karena nyalinya ia tetap bertahan dalam panggilan hidupnya sebagai guru walaupun berada ditengah keterbatasan dan kekurangan. Sebagai contoh;

  1. Berta Bua'dera, seorang guru honorer di Kota Samarinda, Kalimantan Timur selama 11 tahun jalan kaki  saat berangkat sekolah (Kompas.com/Zakarias Demon Daton,28/10/2020). Sambil menenteng tas kecil dan kotak bekal ia harus berjalan kaki menembus kesunyian menembus hutan lebat, menaiki bukit dan menuruni lembah menuju sekolahnya yang berjarak 5 km dari rumahnya. Nyali besarnya, memampukan bu guru Berta tetap setia dalam panggilan jiwanya, walaupun 11 tahun bukan rentang waktu yang singkat untuk tetap bertahan sebagai guru honorer.
  2. Andy Sri Rahayu, Seorang guru honorer asal desa apobonto,Kecamatan Bulukumba,Sulawesi Selatan, harus berjalan sejauh 10 km melewati jalan setapak dan  jembatan bambu demi menuaikan tugas panggilan jiwanya di Madrasah Alyah Guppi Kindang. (Kompas.com/Nurwahidah,29/09/2020). Walau dengan gaji Rp.300.000 dan seiring waktu bertambah menjadi Rp.900.000  yang diterima setiap tiga bulan, tidak menyurutkan semangat jiwanya berbagi pengetahuan dengan anak didik di sekolah, walaupun berjalanan menuju sekolah penuh resiko. Nyali bu Bu Andy mengalahkan segalanya, rasa takut,cemas, kwatir dan lain sebagainya.

Masih banyak kisah yang mengelus dada. Kisah -kisah tersebut menunjukkan  bahwa menjalani profesi sebagai guru , benar-benar sosok yang bernyali dan terpanggil secara khusus untuk menjadi guru. Terpanggil secara khusus di sini dalam arti menjadi guru atas dasar panggilan hati tanpa ada tendensi apapun.

Nyali guru telah mengalahkan semua keterbatasan dan kekurangan bahkan tantangan dengan mempertaruhkan jawa raga untuk menuaikan tugas panggilan yang memanusiakan manusia.

Semoga pemangku kepentingan di negeri ini juga memiliki nyali yang sama dalam memperhatikan guru dengan tidak menghadirkan instrument-instrumen memberatkan sehubungan dengan perbaikan nasib guru, terkhusus guru honorer dan guru tidak tetap yang mengabdi tampa pamrih untuk masa depan anak negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun