Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Misi Berat Profesi Guru di Tengah Dekadensi Moral Peserta Didik

5 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 5 Maret 2024   07:22 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://edukasi.kompas.com/read/2021/06/01/112920371/cara-tanamkan-nilai-nilai-pancasila-pada-anak-di-kehidupan-sehari-hari?page=all)

Harapan besar dalam profesi guru tidak hanya mencakup pencapaian pribadi, tetapi juga membawa dampak positif yang mendalam pada masyarakat dan generasi mendatang. Seorang guru memiliki peran sentral dalam membentuk karakter, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Harapan besar mereka adalah menjadi agen perubahan yang mampu menginspirasi, membimbing, dan memberdayakan para siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Guru berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan diterima. Mereka berkeinginan untuk memotivasi anak didiknya agar memiliki rasa keingintahuan, semangat belajar, dan kemampuan kritis yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan. Dengan memberikan pembelajaran yang relevan dan menyenangkan, guru berharap dapat mengubah kelas menjadi tempat di mana proses belajar tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga petualangan yang menggairahkan.

Lebih dari itu, guru bermimpi untuk membentuk warga negara yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan sosialnya. Mereka berharap dapat menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan rasa empati pada siswa, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang berkontribusi positif dalam masyarakat. Selain itu, guru berharap untuk terus mengembangkan diri melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan, agar dapat memberikan pengajaran yang terkini dan relevan dalam menghadapi perubahan dinamis dalam dunia pendidikan.

Dalam hal ini, harapan besar profesi guru mencakup aspek pribadi, profesional, dan sosial. Mereka berkomitmen untuk menjadi pembimbing yang tidak hanya menyediakan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan menciptakan generasi yang siap menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan dan keterampilan yang diperlukan.

Penyebab Utama Munculnya Fenomena Kemerosotan Moral Peserta didik


Dekadensi moral peserta didik dapat disebabkan oleh sejumlah faktor kompleks yang melibatkan berbagai aspek kehidupan individu dan masyarakat. Beberapa faktor penyebab dekadensi moral peserta didik antara lain:

a) Pengaruh Media dan Teknologi:
Paparan peserta didik terhadap konten media yang kurang etis atau tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dapat berkontribusi pada dekadensi moral. Media sosial dan akses mudah ke informasi daring juga dapat memperkenalkan mereka pada perilaku dan norma-norma yang tidak sehat.

b) Kurangnya Pengawasan Orang Tua:
Tingkat pengawasan dan keterlibatan orang tua dapat berpengaruh besar pada perkembangan moral peserta didik. Kurangnya waktu dan perhatian orang tua, serta kurangnya komunikasi efektif, dapat meninggalkan peserta didik tanpa bimbingan moral yang memadai.

c) Perubahan Nilai-nilai Keluarga:
Perubahan dalam struktur keluarga dan dinamika nilai-nilai keluarga juga dapat menjadi faktor penyebab. Keluarga yang tidak stabil atau keluarga yang tidak menekankan nilai-nilai moral dapat menyebabkan peserta didik kehilangan landasan moral yang kuat.

d) Tekanan Akademis dan Persaingan:
Tekanan akademis yang tinggi dan persaingan yang ketat dalam lingkungan pendidikan dapat membuat peserta didik fokus pada pencapaian pribadi tanpa memperhatikan aspek moral. Tuntutan untuk mencapai sukses seringkali dapat menyebabkan tindakan tidak etis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun