Mohon tunggu...
Videla Natasya
Videla Natasya Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi dance

Selanjutnya

Tutup

Diary

Selagi Ada Waktu: Jangan Tunda Mengasihi Orang Tuamu

18 September 2025   11:41 Diperbarui: 18 September 2025   11:41 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
memeluk ayah dan ibu tercinta  (Sumber: Brangkas Pribadi/VidelaKonten ini telah tayang di 

Ada satu pelajaran berharga yang kupelajari dari perjalanan hidupku, sebuah pelajaran yang tak akan pernah kulupakan: jangan pernah menunda untuk mengasihi orang tua. Kita sering menganggap orang tua akan selalu ada. Kita merasa masih punya banyak waktu untuk menunjukkan kasih, meminta maaf, atau sekadar menghabiskan waktu bersama mereka. Padahal, kenyataannya waktu itu berjalan cepat, dan kita tidak pernah tahu kapan kesempatan itu akan berakhir.

Kenangan Masa Kecil: Saat Bapak Sakit dan Aku Merawatnya

Aku masih ingat jelas, waktu aku kelas 6 SD dan sedang liburan Natal di kampung kakakku. Liburanku seharusnya tiga minggu penuh kebahagiaan, tapi tiba-tiba kabar buruk datang: bapakku sakit parah. 

Bapak dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar karena rumah sakit di kampungku fasilitasnya sangat terbatas. Saat itu, aku takut kehilangan bapak. Begitu mendengar kabar itu, aku langsung pulang tanpa pikir panjang.

Sesampainya di rumah, aku melihat bapakku terbaring lemah, napasnya tersengal-sengal. Aku menangis, memeluknya, dan meminta maaf karena tidak ada di sisinya saat ia sakit. Sejak itu, aku mulai merawat bapak setiap hari.

Aku memberi makan, memandikan, bahkan memasak untuknya. Tidak mudah, apalagi aku masih anak-anak. Kadang aku ingin main, tapi aku tahu bapak lebih membutuhkan perhatianku.

Perlahan, bapak mulai pulih. Hari demi hari kesehatannya membaik, hingga akhirnya ia bisa kembali bekerja seperti biasa.
Dalam hatiku, aku percaya mungkin kehadiranku yang membuat bapak kuat. 

Aku berpikir, "Kalau aku ada di dekat bapak, bapak pasti sehat." Pikiran itu menempel kuat di kepalaku bahkan sampai sekarang.

Remaja yang Sering Melawan Orang Tua

Namun, saat aku masuk SMA, semuanya berubah.

Aku mulai beranjak remaja dan sering melawan orang tua. Aku sering berbohong dan mencari alasan untuk pergi ibadah pemuda, padahal ujung-ujungnya jalan-jalan dengan teman. Pulangnya larut malam dan tentu saja dimarahi. Tapi aku tidak kapok.

Aku sadar sekarang, mungkin aku sudah terlalu egois saat itu. Aku lupa betapa berharganya orang tuaku yang selalu sabar mengasihiku, meskipun aku sering mengecewakan mereka.

Ketika Mama Sakit: Kesempatan untuk Berubah

Saat kelas 3 SMA, giliran mamaku yang sakit. Mama demam tinggi, pusing, dan tidak bisa melakukan apa-apa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun