Mohon tunggu...
sastrabiru
sastrabiru Mohon Tunggu... GURU -

Pak Guru. kurang piknik, kelebihan ngopi.~

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Merci Eder, Félicitations Ronaldo! (Sebuah Catatan Suporter Layar Kaca)

14 Juli 2016   14:41 Diperbarui: 14 Juli 2016   16:09 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam keadaan pasrah dan putus asa, Rolando melepas ban kapten yang melingkar dilengan kanannya. Ia memberi sinyal ke Santos yang berdiri cemas ditepi lapangan dengan gerakan tangan yang memintanya untuk segera digantikan! Orang-orang kaget! Termasuk bapak, juga saya sendiri! Ronaldo bahkan tak bisa mengangkat badannya sendiri, kaki kirinya tak bisa lagi diajak kompromi. Ia menangis, tersedan-sedan, semacam anak kecil yang apes karena es-krim kesayangannya dirampas bapaknya sendiri. Ia hanya menangis, hingga kupu-kupu kecil yang terbang didepan matanya seakan datang untuk menghiburnya. Sekaligus memantik pertanyaan dalam hati, ada pertanda alam apa ini? Kehancuran kah, atau kemenangan?

Sebelum digotong untuk kedua kalinya keluar lapangan, ia sempatkan memakaikan bak kapten ke lengan kanan Nani sembari membisikkan sepatah kata, yang entah apa. Ronaldo pun digotong, pendukung kecewa, putus asa menjadi-jadi. Hanya ada dua kata yang keluar dari mulut seluruh penonton bersamaan digotongnya sang Bintang yang redup ke bagian dalam Stade De France, "Selesai pertandingan", "GAME OVER!".

Mafia Sisilia

Sejak Ronaldo tumpas, laga kali ini seakan sudah menemukan kesimpulan dan jawaban yang terlalu pagi. Tak lagi menarik. Bapak mencak-mencak mengutuk Payet! Final tak lagi ideal, jadi teringat kasus GP2016 saat race di mugello yang tak lagi menarik paska Rossi tumbang ditengah-tengah balapan, saat ingin menujukkan pembuktian didepan jutaan pendukungnya. Kecuali untuk pendukung Marquez, kecuali untuk pendukung Perancis! Final serasa kecut. Gak ada Ronaldo, Gak Asik! Payet seketika dipuja, juga seketika menjelma sosok antagonis yang hina-dina dan terkutuk lahir batin! Prasangka pun tumbuh subur didalam dada, apa memang cedera Ronaldo terlalu pagi ini adalah skenario yang Deschamps inginkan? Sebuah strategi perang konvensional yang old sekali begini? Membunuh panglima perang adalah bentuk meng-gameover-kan kekuatan lawan perang? Mencederai Ronaldo adalah meremukkan Portugal?

Terserah, yang pasti bapak terlanjur naik pitam dengan kelakuan Payet yang ndak asik itu.

Sebuah strategi Mafia dari Sisilia sepertinya baru saja dipamerkan, dan itu berhasil!

Grazie, Payet!

*

Ronaldo dan Kebintangannya

Laga tetap dilanjutkan. Nani kini menjadi pemimpin pasukan di lapangan menggantikan Ronaldo. Saya yang sebelumnya mendukung Perancis, karena rasa iba terhadap tragedi Ronaldo, tiba-tiba tanpa "tedeng aling-aling" jadi berbalik mendukung Portugal. Aneh memang, tapi asli, sejak tangisan Ronaldo dan kedatangan kupu-kupu kecil itu, saya jadi suka Portugal. Menjadi sama selera dengan bapak, juga Epen, juga Dandy. Entah ada suatu apa, saya juga tak acuh.

Harus diakui, sisa-sisa laga tanpa Ronaldo adalah semacam ritus menghitung mundur Perancis mengangkat piala, menghitung mundur kehancuran Portugal. Semacam memutar kembali mesin waktu menuju kasus yang sama di De Dragao 2004 silam. Laga final yang tak lagi menarik, hanya gegara Ronaldo kandas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun