Mohon tunggu...
Abdi Galih Firmansyah
Abdi Galih Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

Menebar benih kebaikan, menyemai aneka bunga peradaban, panen kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kehancuran

7 April 2022   01:10 Diperbarui: 7 April 2022   01:22 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hancur berkeping cetuar, tajam mengiris kulit tak kelar

Aku ternoda noda gila yang busuk dihinggapi lalat tak berguna

Aku hancur di mata manusia yang menaruh cinta kasih kubalas kecewa

Aku hancur di hadapan tuhan yang memberiku jimat sakti tak kuhiraukan sama sekejap

Aku hancur menangis runtuh gelegar guncang hatiku bom meledak

Aku hancur otak ku yang kuberikan dalam belepotan air mani pornografi

Aku hancur di mata sahabat yang merangkul rangkulan masa cerah dunia pergerakan

Aku tak tahu harus seberapa hancur lagi diriku dalam diri menyendiri ratapi pedih kesendirian

Aku tak tahu harus seberapa putus harap melambai lambai bagaikan manusia sekarat

Aku hancur, hancur, hancur, hancur, hancur...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun