Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nikah Pembuka Rezeki

11 Agustus 2020   16:53 Diperbarui: 12 Agustus 2020   08:49 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku punya kakak laki-laki dan biasa aku panggil uwan (panggilan kakak laki-laki di daerah Batipuah Andaleh). Uwan 4 tahun lebih besar dariku.Uwan anak ke 4 dari kami 5 bersaudara.Uwan satu-satunya saudaraku yang laki-laki. Uwan orang yang mandiri dan mengerti dengan keadaan keluarga. Uwan bekerja di Semen Baturaja.

Saat itu uwan ingin menikah. Karena aku sudah tamat kuliah, ayahku memintaku juga menikah sehingga bisa bersamaan pestanya dengan uwanku nanti.Awalnya bathinku menolak karena aku masih honor dan blm punya pegangan tp ayahku sangat menginginkan ini karena beliau sudah sering sakit (saat itu ayah berumur 70th). Saya yakinkan hati ini demi keinginan dan percaya bahwa pernikahan itu akan membuka pintu rezeki. padahal baru 6 bln setelah saya tamat kuliah S1.

 Akhirnya dengan yakin dan mengikuti maunya orangtua aku menikah tepatnya hari Jumat tanggal  1 November 2013. Kupandang wajah ayah yang sangat bahagia memandang aku dan uwan sudah mendapatkan jodoh masing-masing. Sebelumnya tanggal tanggal 28 Oktober 2013 aku ujian CPNS secara CAT di Kota Sawahlunto. 

Sistem ujian CAT adalah pertam kali dilaksanakan di Sumatera Barat. Aku dapat jadwal shift pagi jam 8. Begitu masuk keruangan aku  yakinkan dan serahkan semua sama Allah. Ujianpun di mulai. Aku membaca dengan teliti,Alhamdulillah yang aku pelajari selama ini soal-soalnya banyak keluar tapi ada beberapa soal yang tidak dapat,namun aku selalu berdoa dalam hati, "ya Allah...arahkanlah jawabanku    ke jawaban benar,hamba mau menikah ya Allah tapi hamba masih honor yang gajinya masih kurang kalau nanti hamba menikah,calon imam hamba juga wiraswasta,hamba juga ingin membantu suami,bismillah".

Tanganku langsung mengarahkan jawaban yang aku rasa benar.Waktu ujianpun habis.Begitu keluar dari ruang ujian,panitia menempelkan hasil ujian dan terlihat nilaiku yang memenuhi kriteria kelulusan.Aku sangat bahagia dan berharap aku lulus masuk rengking yang dibutuhkan. Tapi meskipun lulus akan ada lagi ujian kompetensi bidang dan tes wawancara.

Semuaku serahkan pada Allah.Aku fokus dengan persiapan pernikahan dan pernikahanku.Semua berbahagia anak dari ayah Harmawi dan ibu Ruaida melaksanakan pesta langsung 2 orang hari itu. Alhamdulillah semua anak ayahku semua sudah menikah. Para undangan silih berganti memberikan selamat kepada kami.

Kebahagiaan pernikahan sudah di jalani,saatnya aku mulai kembali bekerja dan bolak balik dari kampung ke Bukittinggi yang lamanya 2 jam lebih. Beginilah aku selama sebulan. Bulan berikutnya kami cari rumah kos yang dekat dari sekolah. Suamiku kerja balak-balik dari Bukittinggi ke Padangpanjang. Bulan Desemberpun datang,minggu ke 3 Desember saatnya libur semester 1.Selama libur aku di kampung di rumah orangtua.

Hari yang ku tunggu-tunggu dan yang kuharapkan datang,24 Desember 2013 jam 12 malam aku dan suami membuka internet dan mencari nama peserta ujian CPNS Sawahlunto yang lulus tapi tidak ada. 2 jam lamanya suami menunggu hasilnya hingga kami berpikir kalau pengumuman hasil lulus ditunda. 

Paginya jam 8 pagi telponku berbunyi dan ada seorang kakak yang menelponku. Namanya Zul Hendri bekerja di Rumah Sakit Payakumbuh. Jadi, karena dinas malam dia pulang pagi dan membeli koran. Ternyata dia melihat ada namaku di hasil kelulusan  CPNS Sawahlunto. Dia menelponku dan memberikan selamat."Selamat ya Era,dah jadi CPNS ,traktirannya jangan lupa ya", kata wan Zul  dengan semangat dan gembira.Aku merasa tidak percaya. Aku bilang , " wan jangan bohong,nanti keluarga Era terlanjur bahagia ternyata tidak benar".


Wan Zul langsung teriak dan bilang ,"Wan berani bersumpah kalau berita ini benar dan akan antarkan korannya ke rumah".

Aku belum bisa kasih tau  kabar baik ini karena belum melihat koran. Jantungku berdebar-debar,suamiku tersenyum bahagia melihatku tapi aku antara percaya dan tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun