Mohon tunggu...
Cerpen

Sekadar Saja Tidaklah Cukup

20 Maret 2017   15:48 Diperbarui: 20 Maret 2017   15:56 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Turun dulu. Nanti aku jelaskan.” Balasnya lagi.

Kami pun turun dari bus dan duduk di bangku halte.Kemudian aku menatapnya sembari mengingat siapa dia. Tiada satu pun nama yangcocok dengan wajah-wajah yang ada di ingatanku. Hingga dia membuka resletingjaketya dan menunjukkanku name tagnyakepadaku. Tertulis disana ‘Arnendi Zidan Al Fatih’.

“Masih ingat aku?” Tanyanya dengan nada yang cukupmengejek.

He…He… Iya.SMA di mana sekarang?” Jawabku dengan tampang tak bersalah.

“Sama kaya kamu. Aku di X-MIPA-2. Kelas kitaberdampingan. Aku tahu kamu di X-MIPA-1, tapi belum ada waktu yang tepat untukmengobrol saja sebenarnya.” Jelasnya.

“Kamu sekarang lebih ekspresif ya, tak seperti duluwaktu SD. Apapun yang terjadi, mukamu datar, pasang tampang jutek dan jarangbanget mau tertawa. Ayo sambil jalan!" Sambungnya lagi.

Obrolan kami berlanjut hingga di depan kelasku dan kamipun berpisah karena kelas kami memang berbeda. Aku tak menyangka aku adalahsosok yang mengesankan bagi teman lama seperti Nendi. Aku bahkan tidak lagimengingat wajahnya. Walaupun dia sudah menunjukkan name tag-nya, sebenarnya aku masih tak mengingat siapadia. Aku baru menyadari siapa dia ketika dia mendeskripsikan gelagatku saat SD,aku hanya menyimpulkan, berarti dia teman SD ku. Sederhana.

Ketika aku meletakkan tasku di meja, dan baru sajaduduk di kursiku, tiba-tiba, Elia Kania Maheswari, teman sebangku sekaligus siratu gosip di kelas, menarik jilbab yang aku kenakan dan duduk di kursikebesarannya.

“Kamu jalan bareng sama siapa? Gebetan baruya Zee? Ganteng kok Zee, tapi kamu kok bisa udah dapat gebetan? Perasaan, kamu belum cerita apa-apa sama aku.Aku mau kenalan sama dia Zee. Nanti istirahat kita dating ke kelasnya ya.” Cerocosnya

“Bukan El. Begini, tadi sewaktu di bus…” Jelaskupanjang lebar kepada Elia.

“Oh seperti itu.” Pungkasnya dengan nada yang puas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun