Mohon tunggu...
Venza
Venza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Life in peace.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perwakilan Kata yang Dirasakan Hati

8 November 2021   18:11 Diperbarui: 8 November 2021   18:35 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kali ini, ingin sekali rasanya aku tuangkan perasaan ini kedalam lembar-lembar kertas yang ku ambil dari dalam tas ku. Aku yang biasanya akan sangat enggan untuk menulis, kali ini amat sangat berbeda. Selalu saja, tanpa henti jemari ini enggan untuk berhenti. 

Suatu kekompakan yang aku rasakan ketika hati, fikiran dan jemari berjalan seiringan bergerak bebas melakukan tindakan yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Entah ini akan kau baca atau tidak, tapi pada kenyataannya inilah sekumpulan perasaan yang amat sulit untuk diungkap.

Setelah kepergiaanmu, pikiran ku tak pernah berhenti untuk berpikir tentang "Apakah ini adalah suatu hal yang sangat menyakitkan?". Hati ku pun merespon dengan cara nya sendiri; merasa tercekik dengan apa yang telah terjadi. Perpaduan inilah yang membuat diriku untuk memulai tulisan ini. 

Aku mengakui, tindakan-tindakan yang aku lakukan dengan tujuan mencintaimu dan menyayangimu adalah suatu anugrah yang tak pernah aku sesali sedikitpun. Menyayangimu dan mencintaimu sedikit ada salah paham. 

Katamu "cintamu dan kasih sayangmu memudar", sontak aku terkejut dan mengingat rasa yang ada dihatiku. Aku mencari dimana kekurangan diriku. Sampai aku tersadar, situasi dan kondisi yang aku rasakan memang sedang tidak baik-baik saja. Salahnya diriku, mengharapkan dirimu bisa mengertikan diriku. Dan seharusnya, aku yang harus menyelesaikan situasi dan kondisi ku sendiri dengan melakukan tindakan-tindakan yang bijak.

Aku masih sangat-sangat ingat, tentang bagaimana perasaan yang aku miliki pada saat itu. Hancur, kusut, lebur dan kacau. Hari-hari ku tak tenang, sangat-sangat tak tenang. 

Sampai pada suatu waktu, aku tak tahan lagi untuk sekali lagi mengungkapkan apa yang ku rasakan. Aku membuang keegoisanku, dan mengesampingkan rasa tidak tahu diriku;

Malam yang hening, 

Hujan yang membasuh,

Serta perasaan yang amat mendalam.

Suatu ketulusan hati yang dituangkan melalui kata-kata, ketika;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun