Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Simalakama, Sebuah Kata yang Berani

14 Maret 2024   16:16 Diperbarui: 14 Maret 2024   16:53 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Baru -by: Ai Bing


Tunggu, tunggu, sebelum membaca tulisan ini yang penulis buat lewat usaha dan keringat dengan menggunakan otak  yg gak gede-gede amat, harap pemirsa sekalian mencoba klik link ini dulu dan lakukan :
https://saweria.co/omdidiet .. .
akan sangat membantu penulis yg sedang mengalami himpitan beban kehidupan..

Juga agar menyiapkan camilan dan ceglukan untuk menemani anda membaca tulisan yang wajib dibaca dengan santai ini..


(Kalau ini film, disini bg musik dimainkan lalu fade out)

Lanjut...
----------------


Bagi pemesan unit apartemen dari Kota Baru yang  gunungnya bukan punya Mbak Mega seperti yang ada di lirik lagu, kasus ini adalah percontohan dari pengejewantahan gaya bahasa yang menggunakan sebuah kalimat peribahasa lawas dimana mengandung sebuah kata dari nama buah, yaitu Buah Simalakama. (Paragraf yg ribet, baca pelan agar paham, karena paragraf ini revisinya sampai 4 kali.. agar terdengar cerdas..)

Peribahasa ini buat penulis keren banget, karena bisa luas dan punya makna mendalam (bisa juga meninggi) apalagi juga membawa2 orang lain dalam penyontohannya..

Pertama; 

Buah Simalakama itu apa? Banyak pasti yang ga tau, (buat yang tau komen dibawah, hadiah menanti.. *kayak aviliator ala medsos) 

Kedua;

Kok ibu bapak dibawa2? Didoain mati pula, Gak takut kurawa eh, kuwalat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun