Website katalog yang berisikan hasil karya dan penjualan pengrajin bambu dapat dicek pada link berikut
Sebagian besar toko ini telah berdiri sejak tahun 1985 dan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga para pengrajin. Pada masa puncaknya, para pengrajin mampu memproduksi dalam jumlah besar dan menjangkau pasar yang luas. Namun kini, aktivitas produksi mulai menurun. Meski begitu, semangat mereka tidak surut. Tidak sedikit pula yang memandang sebelah mata para pengrajin bambu ini, padahal mereka menyimpan potensi yang sangat besar dan kaya. Mereka tetap berusaha mempertahankan eksistensi usaha karena bagi banyak dari mereka, kerajinan bambu bukan sekadar pekerjaan, melainkan napas hidup.
Menjaga Nilai, Menjunjung Harapan
Meskipun pamor paguyuban ini tidak semeriah dulu, nilai-nilai lokal yang mereka pegang tak pernah pudar. Warga tetap menjaga kebersamaan, kualitas karya, dan semangat pelestarian bambu sebagai warisan budaya. Harapan serta motto hidup mereka masih sama: berkarya dengan tangan sendiri, menjunjung kearifan lokal, dan percaya bahwa bambu bukan sekadar bahan melainkan simbol ketangguhan. Cita-cita mereka semua sederhana, ingin menunjukkan pada dunia bahwa mereka masih ada.
Sekarang seluruh Indonesia, bahkan dunia, patut tahu bahwa Paguyuban Bambu Sendari menyimpan potensi besar yang belum sepenuhnya tergali. Mereka siap menjemput peluang pasar yang lebih luas lagi, karena karya mereka bukanlah hasil coba-coba, melainkan cerminan dedikasi panjang, keterampilan tinggi, dan kecintaan terhadap tradisi.Â
Sumber: wawancara langsung terhadap paguyuban pengrajin bambu Sendari oleh TIM KKN UGM Mlati Sendari.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI