Jejak Awal: Dari Hama ke Pasar Dunia
Mengenal Paguyuban Bambu Indah Sendari, yang terletak di Dusun Sendari, Tirtoadi, Mlati Sleman, Yogyakarta. Sejarahnya bermula pada tahun 1975. Kala itu, bambu yang tumbuh liar di sekitar dusun dianggap tak berguna, bahkan menjadi semacam hama karena pertumbuhannya yang tak terkontrol. Namun warga Sendari melihat peluang di balik semak-semak itu. Mereka mulai memanfaatkannya sebagai bahan utama untuk membuat lincak atau amben tempat duduk atau dipan dari bambu.
Ternyata, respons pasar sangat positif. Banyak pedagang dan pembeli yang tertarik memesan, sehingga permintaan meningkat pesat. Seiring waktu, jenis produk berkembang dari sekadar lincak menjadi kursi teras yang lebih estetik dan bernilai jual tinggi. Bahkan pada masa awal pertumbuhannya, produk bambu ini mencatat peningkatan penjualan hingga 200%.
Paguyuban ini bersifat kolektif terdiri dari berbagai pengrajin yang mengelola usaha mereka secara mandiri namun tetap berada dalam satu semangat dan jejaring yang sama.
Pada masa awal, bahan baku bambu seperti bambu ampel dan bambu legi dipanen langsung dari sekitar rumah warga. Namun, saat program elektrifikasi desa dilaksanakan pada tahun 1985, banyak rumpun bambu harus ditebang untuk pemasangan jaringan listrik. Alih-alih menjadi limbah, bambu-bambu tersebut kembali diolah menjadi berbagai kerajinan tangan. Bantuan juga datang dari mahasiswa ISI/ASRI Yogyakarta yang ikut berkontribusi dalam merancang desain produk bambu agar lebih variatif dan estetis. Perkembangan pun terus bergulir.Â
Pada awal 1990-an, unsur rotan mulai dikombinasikan ke dalam kerajinan sebagai inovasi produk agar lebih menarik dan memiliki nilai seni tinggi. Tidak hanya itu, dusun ini menjadi ruang belajar terbuka bagi banyak mahasiswa dari berbagai bidang kerajinan, seni rupa, manajemen sumber daya manusia, hingga pemasaran.
Puncak kejayaan paguyuban ini berlangsung antara tahun 2000 hingga sekitar 2017. Saat itu, produk bambu Sendari berhasil menembus pasar internasional, hingga ke Amerika Serikat, Australia, India, dan negara-negara ASEAN. Kesuksesan ini juga berkat dukungan dari dinas terkait, industri lokal, akademisi, serta LSM. Meski jalur distribusi masih dilakukan lewat perantara dan para pengrajin lebih fokus pada produksi, kolaborasi ini membuktikan bahwa Sendari punya kapasitas global.
Pengrajin yang Masih Bertahan
Beberapa toko dan pelaku usaha bambu yang tergabung dalam Paguyuban Bambu Sendari di antaranya:
- Aneka BambuÂ
- Dheling AsriÂ
- Kerajinan Bambu Nuraini
- Toko Bambu Chatarina Shinta
- Toko Bambu LancarÂ
- Toko Suginem
- Toko Bambu Shinta
- TKT DeweÂ
- dll
Website katalog yang berisikan hasil karya dan penjualan pengrajin bambu dapat dicek pada link berikut
Sebagian besar toko ini telah berdiri sejak tahun 1985 dan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga para pengrajin. Pada masa puncaknya, para pengrajin mampu memproduksi dalam jumlah besar dan menjangkau pasar yang luas. Namun kini, aktivitas produksi mulai menurun. Meski begitu, semangat mereka tidak surut. Tidak sedikit pula yang memandang sebelah mata para pengrajin bambu ini, padahal mereka menyimpan potensi yang sangat besar dan kaya. Mereka tetap berusaha mempertahankan eksistensi usaha karena bagi banyak dari mereka, kerajinan bambu bukan sekadar pekerjaan, melainkan napas hidup.
Menjaga Nilai, Menjunjung Harapan
Meskipun pamor paguyuban ini tidak semeriah dulu, nilai-nilai lokal yang mereka pegang tak pernah pudar. Warga tetap menjaga kebersamaan, kualitas karya, dan semangat pelestarian bambu sebagai warisan budaya. Harapan serta motto hidup mereka masih sama: berkarya dengan tangan sendiri, menjunjung kearifan lokal, dan percaya bahwa bambu bukan sekadar bahan melainkan simbol ketangguhan. Cita-cita mereka semua sederhana, ingin menunjukkan pada dunia bahwa mereka masih ada.
Sekarang seluruh Indonesia, bahkan dunia, patut tahu bahwa Paguyuban Bambu Sendari menyimpan potensi besar yang belum sepenuhnya tergali. Mereka siap menjemput peluang pasar yang lebih luas lagi, karena karya mereka bukanlah hasil coba-coba, melainkan cerminan dedikasi panjang, keterampilan tinggi, dan kecintaan terhadap tradisi.Â
Sumber: wawancara langsung terhadap paguyuban pengrajin bambu Sendari oleh TIM KKN UGM Mlati Sendari.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI