Di Sudut Itu,
Kepalanya tertunduk, ia bahkan tak berani mengangkatnya sedikitpun
Dia kuat, dulu sekali
Perangainya bak pahlawan yang bertempur dan perampok yang gagah
Sudut itu menjadi saksi bisu,
Saksi yang tak akan pernah bersuara
Sekalipun bias permata, ia tetap enggan bercerita mengapa
Ia memukul diri sambil menangis
Kau tau, ketika sang keras kepala menangis!
Disana, aku melihat dari sisi yang paling terang
Ia bersujud, memukul diri dengan penuh beban
Ia berkata, aku tidak lagi muda
Tidak pula seperkasa dulu, aku berdosa..sungguh berdosa
Masihkah aku pantas sekadar menatapMu?
Aku tidak memintaMu membukakan pintu yang kuketuk, tidak!
Meskipun Kau selalu bilang, Kau hadir untuk yang hina sekalipun
Aku pendosa
Aku pendusta
Di sujud itu tangannya memohon, matanya berkaca
Biarkan aku minum dari cawan yang berkarat itu
Aku tidak pantas untuk sekadar menyentuh dari gelas kaca itu..
Akhirnya, ia terlelap
Jauh disana...
Anak-Ku bangunlah harimu tiba..