Pernahkah Anda membayangkan bagaimana jika semua orang Indonesia memiliki Tabungan emas secara fisik?. Kedengarannya sederhana, tapi dalam skala nasional, ini bisa menjadi revolusi finansial. Inilah mimpi saya. Mimpi banyak pelaku UMKM. Mimpi para ibu rumah tangga yang menabung dari hasil jualan online. Mimpi anak muda yang mulai sadar bahwa saving is sexy. Dan di balik semua mimpi itu, ada satu lembaga yang pelan tapi pasti membuka jalan yaitu Pegadaian.
Dari Emas Segram, Tumbuhlah Harapan
Saya masih ingat bagaimana saya pertama kali masuk ke Pegadaian. Bukan untuk meminjam uang, melainkan untuk menyisihkan sedikit keuntungan usaha agar tidak habis konsumsi. Kata mentor saya: "Kalau belum bisa nabung tanah, nabung emas dulu. Lebih ringan. Lebih likuid. Dan pasti naik nilainya."
Saya pun memulai dengan Tabungan Emas Pegadaian. Modal awal saya hanya Rp 500.000/ gram  saat itu. Setara dengan ngopi dan ngemil cantik di mal. Tapi nilainya sekarang? Bertambah. Nilai emasnya naik, dan semangat menabung saya ikut naik.
Tak hanya saya. Teman-teman komunitas UMKM saya pun ikut. Awalnya malu-malu, sekarang bangga-bangga. Karena ternyata, pegadaian bukan hanya tempat 'gadai karena terdesak', tapi tempat memulai kedaulatan finansial tdengan jargon, tanpa ribet!
Meng-EMAS-kan Indonesia Lewat Kebiasaan Kecil
Bicara mengEMASkan Indonesia, kita perlu sadar bahwa revolusi besar dimulai dari kebiasaan kecil. Bayangkan dan wujudkan jika Setiap keluarga di Indonesia punya Tabungan Emas, walau cuma 0.5 gram sebulan. Setiap anak muda menabung emas ketimbang mengejar diskon di e-commerce. Setiap UMKM menggunakan gadai emas sebagai perputaran modal, bukan utang konsumtif.
Apa yang akan terjadi? Stabilitas finansial, kemandirian ekonomi., perputaran aset produktif bukan?
Dan di sinilah Pegadaian punya peran vital. Ia bukan hanya "lembaga gadai," tapi arsitek peradaban ekonomi baru yang berbasis emas, terukur, aman, dan sesuai budaya masyarakat kita yang senang menyimpan bentuk riil daripada abstrak.
Mari kita definisikan EMAS sebagai formula masa depan.
E = Ekonomi inklusif: Pegadaian melayani dari petani, buruh, guru, mahasiswa, sampai pelaku UMKM.