Mohon tunggu...
Vania Cahya Ramadhani
Vania Cahya Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berbicara Kelayakan Jakarta Sebagai Pusat Perekonomian Meski Bukan Lagi Sebagai Ibu Kota Negara

31 Oktober 2022   01:06 Diperbarui: 31 Oktober 2022   01:15 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

                Sebelum dikenal dengan sebutan Kota Jakarta, kota ini dulunya disebut sebagai Sunda Kelapa yang kemudian diganti oleh Fatahillah menjadi Jayakarta. Fatahillah merupakan Panglima Pasukan Cirebon yang merupakan sekutu Demak. Saat ini nama Jayakarta dikenal sebagai pelabuhan terkenal di Jakarta. Penetapan HUT Jakarta juga berdasarkan pada tanggal kemenangan Fatahillah atas Sunda Kelapa, yakni tanggal 22 Juni. Hal tersebut telah sesuai dengan keputusan DPR kota sementara No.6/DK/1956. Setelah itu, kota ini berubah lagi sebutannya menjadi Batavia pada masa sebelum kemerdekaan.

                Jakarta yang saat ini masih menyandang status ibu kota, memiliki kondisi perekonomian yang cukup menarik perhatian. Pasalnya, terjadi peningkatan secara signifikan terhadap kondisi ekonominya. Kabar masalah banjir hanyalah satu satunya informasi yang disebarkan kepada masyarakat hingga mereka kurang tahu terhadap kondisi perekonomiannya. Dalam kurun waktu 10 tahun, Jakarta merupakan wilayah yang memiliki IPM tertinggi daripada wilayah lainnya. IPM atau Indeks Pembangunan Manusia merupakan sebuah indikator dalam menentukan keberhasilan dalam pembangunan kualitas hidup manusia. Pada tahun 2021, di tengah kondisi pandemi Covid-19, Jakarta masih menunjukkan prestasinya dengan perolehan nilai IPM tertinggi di Indonesia.

                Berdasarkan hasil analisis, sektor ekonomi unggulan di Jakarta yaitu industri pengolahan, perdagangan, hotel, restoran, dan sebagainya. Apabila dilihat, sektor-sektor tersebut mengarah pada kegiatan perdagangan yang menjadi sumber utama peningkatan kondisi perekonomian di Jakarta. Selain itu, naiknya pertumbuhan ekonomi Jakarta juga menunjukkan suatu pencapaian yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan naiknya angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,59% yang lebih dari angka pertumbuhan secara nasional. Salah satu hal yang mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu tumbuhnya ekspor sebesar 10,68%.

                Pada pertengahan tahun 2022, Jakarta memiliki ekonomi yang lebih baik daripada ekonomi nasional. Selain karena faktor kegiatan ekspor impor, pertumbuhan ekonomi di Kota Jakarta juga disebabkan karena adanya pertumbuhan di sektor transportasi. Bahkan, pertumbuhan ekonominya akan berlangsung lama dan secara bertahap akan semakin tumbuh bersamaan dengan aktivitas mobilitas masyarakatnya. Hal ini tentu didukung dengan pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik. Adanya pembangunan ruang publik, taman, dan fasilitas publik juga menjadi isu utama yang sedang diperhatikan oleh pemerintah. Hal-hal semacam itu menjadi contoh kecil pembangunan infrastruktur di Jakarta.

                Isu pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan merupakan hal yang sedang ramai diperbincangkan. Isu ini tentunya menimbulkan berbagai respon baik maupun buruk dari masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat berdebat tentang kedudukan Jakarta yang telah lama menyandang status ibu kota negara. Di sisi lain, banyak yang mengkhawatirkan nasib Jakarta apabila pemindahan ibu kota benar-benar terealisasikan. Namun, pemerintah telah menjawab berbagai keresahan dan kekhawatiran masyarakat terkait kedudukan Jakarta apabila ibu kota dipindahkan. Pemerintah juga meyakinkan dan menekankan kepada masyarakaat bahwa Jakarta merupakan kota yang telah mengalami pembangunan yang sangat baik. Pemindahan ibu kota juga diharapkan sebagai proses pemerataan pembangunan di Indonesia.

                Pembangunan di Indonesia saat ini dinilai terlalu Jawa Sentris, artinya seluruh pembangunan hanya terfokuskan pada Pulau Jawa. Selain itu, diketahui bahwa sebagian besar dana APBN hanya berputar di Jawa. Hal ini menjadi faktor pendorong pemindahan Ibu Kota Indonesia ke Pulau Kalimantan. Selama ini, Pulau Jawa menjadi penyumbang perekonomian terbesar di Indonesia. Namun, apabila dilihat dari segi kondisi wilayah, Jakarta dirasa sudah tidak mampu untuk menampung penduduk dengan kepadatan yang cukup tinggi. Beberapa masalah semacam itu menjadi salah satu alasan bahwa Jakarta sudah tidak ideal untuk menjadi Ibu Kota Negara Indonesia.

                Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani telah mengungkapkan terkait nasib Jakarta setelah melepaskan gelar Ibu Kota Indonesia. Kota Jakarta akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta juga telah menekankan bahwa Jakarta siap menjadi kota ekonomi sebagai center of economic and finance di Indonesia. Tingginya angka IPM telah menunjukkan bahwa Jakarta memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu mendukung perkembangan Kota Jakarta sebagai kota ekonomi. Menurut keterangan dari Kementerian Dalam Negeri, Alpin Rahman, masih perlu adanya kajian dan riset terkait rencana tersebut.

                Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, telah menegaskan bahwa rencana Jakarta menjadi pusat ekonomi hanyalah sebuah label. Status tersebut bukanlah sebuah hal yang penting apabila tidak ada keseimbangan antara rencana dan aksi nyata. Berdasarkan rencana tersebut, Anies berharap kepada seluruh masyarakat untuk memberikan suatu respon baik yang disertai dengan aktivitas baik dari masyarakat. Setelah adanya realisasi pemindahan ibu kota, diharapkan Kota Jakarta tetap menjadi pusat perekonomian seutuhnya. Meskipun hanya sebuah rencana, tetapi realisasi dari rencana tersebut bergantung pada masyarakatnya. Kita jangan sampai terpaku dan menggantungkan label tersebut sebagai sesuatu yang dianggap telah terwujud secara permanen. Perekonomian akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, tetapi arah perkembangan tersebut ditentukan oleh masyarakat sendiri. Anies juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pusat perekonomian di Asia Tenggara, sehingga Jakarta diharapkan dapat menjadi pusat perekonomian terbesar di Indonesia.

                Apabila membahas tentang kelayakan Kota Jakarta menjadi pusat perekonomian, banyak bukti nyata yang mendukung rencana tersebut. Salah satunya yaitu posisi Kota Jakarta yang memiliki pelabuhan laut. Bukan sembarang pelabuhan, pelabuhan ini merupakan jalur perdagangan internasional dan pusat bisnis, terutama di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, diketahui bahwa Jakarta merupakan kota yang menyumbangkan angka yang cukup besar dari PDB Indonesia. Selain itu, Kota Jakarta ternyata memiliki tingkat konsumsi yang sangat tinggi, baik konsumsi masyarakat maupun pemerintahnya. Hal ini semakin mendorong tingginya angka pertumbuhan ekonomi di Kota Jakarta.

                Menurut laporan Global Metro Monitor 2011, Kota Jakarta menduduki peringkat 17 sebagai kota metropolitan yang memiliki kinerja ekonomi terbaik di dunia. Di sisi lain, pendapatan per kapita masyarakat yang tinggal di Jakarta menunjukkan angka yang tinggi dan lebih dari rata-rata pendapatan per kapita nasional. Berbagai faktor tersebut telah menunjukkan bahwa Kota Jakarta dapat dikatakan layak untuk menjadi pusat perekonomian dan bisnis di negara Indonesia. Namun, hal ini tidak dapat menjelaskan kondisi Kota Jakarta secara merinci, hanya garis besar terutama dalam perekonomiannya yang dapat menunjang rencana pemusatan perekonomian. Masih banyak permasalahan lain yang menyangkut perekonomian dan perlu diberikan solusinya. Tak hanya dalam sektor perekonomian, masalah-masalah di luar kondisi ekonomi, misalnya kemacetan dan banjir merupakan masalah yang juga perlu diperhatikan lebih lanjut. Terutama jika mengingat kedua masalah tersebut merupakan masalah yang kerap kali terjadi di Jakarta sejak lama dan masih belum menemukan solusi dan titik terangnya. Oleh karena itu, rencana Kota Jakarta sebagai pusat perekonomian di Indonesia masih perlu adanya riset lebih lanjut dan mencari faktor pendukung untuk keberlangsungan rencana tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun