Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menuju IKN sebagai Pusat Urbanisasi Berkelanjutan di Kalimantan

12 April 2024   22:18 Diperbarui: 12 April 2024   22:22 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi IKN terbaru: Detik.com 630x338

Menuju IKN Sebagai Pusat Urbanisasi Berkelanjutan di Kalimantan

Penadebu@Ibukota Negara Nusantara (IKN) tampaknya semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat urbanisasi yang menarik. Hal ini terutama setelah periode lebaran ini. Dengan terus berbenah dan mempersiapkan diri. Kegiatan ini diantaranya untuk acara besar seperti Upacara HUT yang dijadwalkan pada bulan Agustus 2024. IKN menunjukkan komitmen dalam menarik minat penduduk untuk beraktivitas dan tinggal di sana. Mungkinkah dalam waktu dekat.

Biasanya penduduk berurbanisasi karena sudah melihat peluang dan ramainya aktivitas kota. Jarang bagi para urban merintis dan berjuang dalam awal pembentukan kota. Yang ada para pekerja, kontraktor dan supliyer yang dapat kontrak.

Ini tidak bisa dipungkiri, daerah Sepaku, sebagai pusat pemerintahan yang baru ini saat ini bukan hal yang favorit. Dari 10 orang yang saya temui dan wawancarai hampir 90% menyatakan tidak bersedia pindah di IKN. Mereka terus berasumsi bahwa Kalimantan adalah hutan belantara. Hutan gung liwang Liwung (hutan lebat tanpa ada penghuni manusia).

Pertanyaan muncul: Apakah setelah lebaran ini, IKN dapat menjadi tujuan urbanisasi yang menarik? Terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar IKN, Sepaku, dan sekitarnya? Apakah orang-orang yang mudik akan kembali ke IKN dan membawa orang lain untuk mencari pekerjaan? Ataukah IKN masih dianggap sebagai hutan belantara bagi mereka di luar Kalimantan?

Pertama-tama, penting untuk dicatat bahwa persepsi tentang Kalimantan sebagai hutan belantara mungkin masih ada di beberapa kalangan di luar wilayah tersebut. Namun, sebagai penduduk Kalimantan yang tinggal di sana, jelas bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya mencerminkan realitas. Kalimantan tidak hanya terdiri dari hutan belantara, melainkan juga memiliki kota-kota yang berkembang pesat dan infrastruktur yang semakin modern.

Dengan terus meningkatnya pembangunan dan investasi di IKN dan sekitarnya, serta peningkatan aksesibilitas melalui infrastruktur transportasi yang ditingkatkan, potensi untuk menarik urbanisasi semakin meningkat. Orang-orang yang tinggal di sekitar IKN, Sepaku, dan wilayah sekitarnya mungkin melihat kesempatan baru untuk mencari pekerjaan atau meningkatkan taraf hidup mereka di kawasan yang berkembang pesat ini.

Pengembangan IKN sebagai pusat urbanisasi juga dapat membantu mengubah persepsi orang-orang di luar Kalimantan tentang wilayah ini. Dengan menunjukkan bahwa Kalimantan adalah tempat dengan potensi ekonomi dan infrastruktur yang kuat, bukan hanya hutan belantara, IKN dapat memainkan peran penting dalam memperkenalkan wajah baru Kalimantan kepada dunia.

Namun demikian, untuk menarik urbanisasi yang signifikan, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk terus memperhatikan aspek-aspek seperti penyediaan lapangan kerja, infrastruktur dasar, akses layanan kesehatan dan pendidikan, serta pemeliharaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Dalam konteks ini, penekanan pada fakta bahwa Kalimantan bukanlah sekadar hutan belantara, melainkan tempat tinggal yang nyaman dan representatif, dapat membantu memperkuat citra positif wilayah tersebut. Hal ini juga dapat mengubah persepsi negatif dan stereotip yang masih mungkin ada di kalangan masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun