Mohon tunggu...
URM
URM Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

10+1, Kalau 'Masih Kenal' Nyapa Dong

10 Januari 2016   17:50 Diperbarui: 10 Januari 2016   19:41 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: http://terbarux.blogspot.co.id/2014/09/kata-untuk-sahabat-terbaru.html

Memang hidup tak bisa seperti apa yang kami inginkan. Pada awalnya, ketika kami bersama kami akan melupakan sejenak apa yang akan terjadi ketika kami akan berpisah atau tak lagi bersama nantinya. Itulah yang aku terima sekarang. Berbagai cerita telah kami ukir bersama kala itu, ketika kami masih bersama-sama…

Saat itu, saat dimana aku dan teman-teman dipertemukan, kami tidak saling kenal satu sama lain, kami berasal dari daerah yang berbeda-beda, dan kami juga memiliki sifat yang berbeda-beda pula serta masih banyak lagi perbedaan diantara kami. Tapi permainan itu yang mempetemukan kami, kami sama-sama tidak tahu dan tidak memprediksikan kalau nantinya akan menjadi sebuah tim, bahkan menjadi sebuah keluarga baru. Ya, kami 10 orang yang tidak saling kenal langsung disuruh untuk melakukan permainan lain yang membuat kami untuk saling bicara dan memotivasi satu sama lain dalam permainan itu. Dan pada akhirnya kami saling mengenal walaupun sering kali lupa. Dari situlah kami memilih ‘nya’ sebagai ketua tim kami.

Pertemuan kami tidak berakhir disitu saja, kami semakin dipertemukan setiap hari dari pagi sampai malam. Kami dipertemukan melalui tuga-tugas individu maupun tim yang mengharuskan kami untuk bertemu dan berkumpul. Hari pertama mengerjakan tugas kami masih canggung karena kami masih mengingat-ingat namanya, sehingga masih canggung untuk memanggil satu sama lain. Tugas-tugas pun tak pelak membuat kami bicara dan berbagi tugas. Dia (ketua) yang sering berlalu lalang membelikan dan membawakan barang yang kami butuhkan. Walaupun sesekali ‘dia’ melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan akan merusak tubuhnya. Biasanya kami menyelesaikan hingga pukul 23.00 dan berjalan bersama pulang ke kost masing-masing. Tak lupa kami saling mengingatkan satu sama lain mengenai barang-barang yang akan kami bawa esok paginya. Banyak kata yang kami ucapkan ketika pulang ‘Duluan ya?’ ‘Hati-Hati ya!’ ‘Kami anterin ya..’ ‘Beneran mau jalan/pulang sendiri?’ dan masih banyak lagi yang selalu kami ucapkan tiap malamnya. 

Pagi pun tiba dan kami masih dipertemukan kembali dalam kegiatan ‘itu’, kegiatan yang menjadi proses awal kami ditempat ini. Hari pertama, ternyata tidak seperti apa yang kami inginkan, karena ulah (ketua) yang banyak di hari pertama, walaupun sebenarnya yang lain juga membuat ulah, tapi dialah yang paling banyak diantara kami. Dan sebagai panutan seharusnya memberikan contoh yang baik. Sungguh ... Hari pertama yang bermasalah dan penuh dengan ceramah, omelan, sindirian dan membuat tim kami dicap sebagai ‘tim terburuk’ (secara tidak langsung sih). Tapi hal itu tak membuat kami kecil hati, kami juga tak saling memarahi, kami malah saling menasehati satu sama lain. Sampai sore pun tiba memisahkan kami, tapi kami dipertemukan lagi beberapa jam kemudian melakukan kegiatan yang sama yaitu mengerjakan tugas-tugas. Selama 5 hari berturut-turut kami melakukan kegiatan yang sama dengan agenda yang berbeda setiap pagi hingga sore. Canda tawa pun sesekali kami lakukan, apalagi ketika 3 teman kami latihan untuk penutupan kegiatan.

Pada hari terakhir kegiatan ‘itu’, kami kedatangan teman baru yang masuk ke tim kami dan menjadikan anggota tim kami. Awalnya kami agak kesal karena dia datang terakhir yaitu 1 hari kegitan berakhir dan membuat kami harus membimbingnya. Ya, ‘tim terburuk’ kedatangan tamu yang tidak tahu apa-apa dan membuat kami ‘terpuruk’. Tapi itu tidak benar, kami malah bertanya-tanya dan ketawa, “Kok bisa tim kami yang selalu kena masalah, kedatangan tamu baru yang pastinya akan membuat masalah baru!” Eitss, tapi itu hanya pikiran kami saja. Karena hari ini hari terakhir dan kami juga sudah terbiasa dengan masalah yang didapat, kami menjalaninya dengan santai.

Sore harinya ketika akan diadakan penutupan kegiatan, kami pun masih bisa datang 1 jam lebih dari waktu yang ditentukan. Apa kami kena masalah lagi? Tentu tidak .. Hari terakhir saat nya bersenang-senang. Ya ... Awalnya, tapi setelah ‘itu’ suasana menjadi tegang, panitia melakukan acting dengan sempurna, membuat sebagian dari kami tak bisa menahan tangis. Aku tahu bahwa semua itu hanya rekayasa, tapi ketika ‘dia’ tiba-tiba tidak ada dalam barisan ku pikir yang satu ini bukan rekayasa, ku pikir ‘dia’ tidak akan bersama-sama kami lagi. Air mataku tak lagi bisa dibendung, sesekali kuhadap kebelakang untuk mengusapnya. Sempat ku berpikir “kenapa aku sampai begini? Padahal ‘dia’ hanya teman yang baru dipertemukan beberapa hari dan teman yang selalu membuat tim kami kena masalah, tapi aku sudah terlanjur mengganggap tim ini seperti keluarga yang selalu dipertemukan setiap harinya dengan 9 orang itu dan aku memang agak takut dengan kata ‘perpisahan’ apalagi dengan keluarga”. Itulah yang membuatku sampai seperti itu. Tapi ternyata semua itu ... LOL ...  – Malam itu pun ditutup dengan penuh kebahagian..

Hari yang dinantikan semua teman pun tiba, hari dimana kami memulai perkuliahan. Rasanya aku ingin bersama-sama satu kelas dengan timku tapi itu jelas tidak mungkin. Kami dipisah (3) (4) (3+1), ingin sekali aku bergabung dengan 4 temanku karena selama kurang lebih 1 minggu itu aku lebih nyaman dengan mereka daripada yang lain. Aku tahu aku tidak boleh serakah, pasti aku menemukan teman-teman baru di tempat itu dan aku selalu berharap kami harus saling sapa ketika kami bertemu atau berpapasan. Ya ... Itu hanya kami ber-8 yang saling sapa, tapi 3 temanku jarang malah tidak pernah jika aku tak menyapanya dahulu, apalagi ‘dia’ si pembuat masalah di tim kami tak pernah menyapaku dan bahkan ‘dia’ seperti tak mengenalku.

Hai ... Ingin sesekali kau meyapaku, teman . . . 

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun