Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menjadi bagian dari penyebar kebaikan

BEKAS ORANG GANTENG, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Bang Marjum Kawin Lagi

17 Oktober 2020   22:27 Diperbarui: 17 Oktober 2020   22:31 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ahad pagi. Matahari masih keperakan.  Langit agak mendung. Semalam hujan deras sekali. Jalan berkonblok di ujung kampung Tugu masih becek. Di jalan mulus penghubung antar kecamatan lalulintas kendaraan mulai ramai.   Sebuah gardu ojek yang dibangun agak permanen ditumpangi spanduk calon anggota legislatif dari partai berlambang burung emprit. Di situlah biasanya para tukang ojek berkumpul sambil mencari penumpang terutama siang hari, sedangkan malamnya dijadikan tempat mangkal tukang bakso dan tukang nasi goreng. Kawasan itu biasa disebut orang sebagai perempatan Haji Icang karena jalan perempatan itu persis berada di sudut lahan milik lelaki yang sudah tiga kali naik haji itu. Di situlah biasanya Marjum mangkal setiap harinya untuk mendapatkan penumpang. Kali ini Marjum libur narik. Baru ada Tohari sendiri dengan sepeda motor terparkir. Belum dapat penumpang dia.

"Gak narik Jum!" teriak Tohari sambil mengamati penampilan Marjum yang agak necis, lain dari biasanya.

"Mau cari genteng!" sahut  Marjum di atas sepeda motornya.

"Buat rumah siapa?"

"Musholah, bocor."

"Hah, kayak yang punya musholah saja!"

"Musholah Haji Jamin."

"Dapat borongan dong!"

"Tidaklah!"

Marjum bablas, tak mampir di pangkalan ojek seperti biasa. Kemarin sore dia mengantarkan penumpang hingga ke pusat kota kabupaten. Bayarannya besar. Dalam beberapa hari belakangan rejekinya memang sedang bagus. Di dompetnya masih tersisa sebagian. Sebagian penghasilannya telah disetor kepada istrinya untuk keperluan sehari-hari. Jadi untuk kebutuhan hari ini dia tak perlu kejar target.

Tak ada yang tahu bahwa Marjum tengah menuju ke kediaman Sunarmi. Seakan menjadi suatu keharusan lantaran perasaan kangen tak lagi dapat dibendungnya. Pertemuan dengan Sunarmi sepekan lalu di sebuah pasar menjadi pemantik semangatnya untuk kembali bertemu. Belasan tahun Marjum tak berjumpa bekas pacarnya itu semenjak Sumarni diperistri juragan tempe. Ketika itu keduanya sama-sama belajar di pesantren Abi Mansur. Kini Sunarmi berstatus janda, diceraikan suaminya sejak setahun lalu. Marjum tak dapat mengendalikan kehendak hatinya yang kembali jatuh cinta kepada Sunarmi. Demikian pula Sunarmi, meskipun tahu bahwa Marjum beranak-istri. Sungguh, dendam cinta mereka kembali membara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun