Berita mengenai kegenitan Marjum telah diketahui warga sekampung. Komentar pun berlontaran. Ada yang pro, ada pula yang kontra. Marjum jadi tak nyaman tampil di masyarakatnya. Shalat Jumat pun dilakukannya di kampung lain yang agak jauh. Â Mukanya masih terasa agak tebal jika bertemu orang-orang yang dikenalnya. Â Tak biasa, saat melintas di jalan kampung helm pun selalu dikenakannya agar wajahnya dapat disembunyikan. Di kampung Tugu, Marjum menjadi laki-laki keempat yang beristri dua, setelah ketua RW, meski dinilai orang tidak terbilang mapan secara ekonomi.(*)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!