Kemudian rombongan bergerak ke galeri kerajaan, kebudayaan dan kolonialisme. Di ruangan ini, mahasiswa/i melihat langsung benda-benda bersejarah seperti tombak kerajaan, naskah kuno berbahasa lokal, kain tenun tradisional, serta peta lama peninggalan masa penjajahan Belanda. Salah satu koleksi yang paling menarik perhatian siswa adalah replika Raja Si Singamangaraja dengan pedang nya yang khas dan banyak replika-replika lainnya.
"Senang sekali bisa lihat langsung. Selama ini kami hanya lihat di buku sejarah," ujar Tiwi, salah satu mahasiswi yang terlihat antusias mencatat penjelasan dari pemandu.
Budaya dan Kehidupan Tradisional
Galeri berikutnya memperlihatkan kekayaan budaya dan kehidupan tradisional masyarakat daerah. Di sini, mahasiswa/i belajar tentang rumah adat, alat musik tradisional, upacara adat, dan pakaian khas yang digunakan dalam berbagai ritual budaya. Beberapa mahasiswa/i berkesempatan mencoba alat musik tradisional.
Tak hanya itu, museum juga menampilkan miniatur rumah adat lengkap dengan dekorasi interior, peralatan dapur kuno, serta patung-patung manusia yang menggambarkan aktivitas sehari-hari masyarakat masa lalu. Melalui diorama ini, mahasiswa/i seolah diajak kembali ke masa lalu dan membayangkan bagaimana kehidupan para leluhur mereka.
Kegiatan Interaktif dan Edukatif
Salah satu segmen menarik dari kunjungan ini adalah sesi kuis dan permainan edukatif yang disiapkan oleh panitia. Mahasiswa/i dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan tantangan untuk mencari informasi tertentu dalam galeri. Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar mendapatkan hadiah berupa suvenir kecil dari museum.
"Sesi kuis ini membuat kami lebih aktif memperhatikan penjelasan. Belajarnya jadi seru, seperti main detektif sejarah," kata Gita, mahasiswi lain yang kelompoknya memenangkan kuis. Setelah itu, para mahasiswa/i diajak untuk mengikuti lokakarya singkat seperti melihat secara langsung alat-alat militer di peragakan yang diselenggarakan di ruang depan museum.
Refleksi dan Penutupan
Menjelang siang, rombongan berkumpul di ruang kantin museum untuk beristirahat bersama dan mendengarkan refleksi dari beberapa mahasiswa/i dan Dosen Pendamping. Banyak para mahasiswa/i mengaku sangat terinspirasi oleh kunjungan tersebut dan menyadari betapa pentingnya melestarikan budaya lokal.
Bapak Satria Chandra, S.Pd, M.Pd, salah satu Dosen Pendidikan Sejarah FKIP USI yang menjadi Dosen Pendamping kunjungan, menyampaikan apresiasinya terhadap museum dan seluruh mahasiswa/i yang telah mengikuti kegiatan dengan semangat.