Mohon tunggu...
Devy Arysandi
Devy Arysandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remahan Rakyat

Masih memanusiakan manusia dengan cara manusia hidup sebagai manusia yang diciptakan Tuhan untuk menjadi manusia sebaik-baiknya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pergi Tanpa Pamit

7 Mei 2022   22:15 Diperbarui: 7 Mei 2022   22:22 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejak tak kenal dengan makna sebuah janji

Karena jemari hanya menjadi kiasan dari cinta yang suci

Dan akan kembali pada hakikatnya sendiri

Bahwa cinta tidak akan pernah bertahan

Tanpa adanya kesadaran

Lalu, setelah kita bertukar pikiran

Kita memintal benang biru sebagai sulaman

Yang kita bentangkan sepanjang hari

Dan pada akhirnya, kini telah kita lipat dalam peti mati

Sesingkat itu cerita di awal November?

Tanpa adanya penjelasan, kau lemparkan kata 

Bahwa aku yang berubah 

Sementara, dirimu tidak pernah bertanya

Mengapa? 

Atau memang kita yang sama-sama mengedepankan ego

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun