Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Imlek Terakhir (3/3)

28 Januari 2023   16:22 Diperbarui: 28 Januari 2023   16:29 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andi pun menerima kitab itu dari tangan Ustad Halim. Dia segera membaca di halaman yang sudah terbuka.

Di kitab tersebut tertulis,

'Dari Sahabat Abu Sa'id Sa'ad bin Malik bin Sina'an Al Khudri ra, sesungguhnya Nabi Saw bersabda, "Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, 'Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?' Rahib pun menjawabnya, 'Orang seperti itu tidak diterima taubatnya.' Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah 100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.

 Kemudian ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang 'alim. Lantas ia bertanya pada 'alim tersebut, 'Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?' Orang alim itu pun menjawab, 'Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta'ala, maka sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu (yang dulu) karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek."

 Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, 'Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah.

' Namun malaikat adzab berkata, 'Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun.' Lalu datanglah malaikat lain. Mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini berkata, 'Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju).' Lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat."

Setelah membacanya, untuk beberapa jenak Andi terdiam. Lalu dia menyerahkan kembali kitab tersebut kepada Ustad Halim.

"Semoga Yovan kedudukannya seperti pembunuh yang dikisahkan itu. Semoga dia termasuk orang yang sedang bertaubat, dan ruhnya diambil oleh malaikat rahmat, walaupun tidak sempat menjadi seorang Muslim." Sambil Berkata demikian Ustad Halim menerima kitab dari Andi.

"Aamiin ...." jawab Andi pendek seraya menundukkan kepala. Ada rasa hangat menjalari tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun