Kamu pasti pernah mengalami ini: sudah susah payah bangun pagi, menyelesaikan to-do list, mengurangi scrolling media sosial, dan tetap produktif... tapi tetap saja merasa kurang. Kayak ada yang kosong. Seperti mesin yang terus dipacu tapi lupa diisi bahan bakar.
Nah, di titik itulah kita perlu dua hal yang sering terlupakan dalam perjalanan pengembangan diri: self-reward dan self-compassion.
Mereka bukan cuma "bonus tambahan", tapi bahan bakar penting agar kamu bisa bertahan di jalan yang panjang karena pengembangan diri bukan sprint satu minggu, tapi maraton seumur hidup.
Self-Reward: Hadiah untuk Diri Sendiri
Self-reward bentuk apresiasi yang kamu berikan kepada diri sendiri atas usaha dan progres yang kamu capai, sekecil apa pun itu.
Bukan berarti kamu harus beli iPhone tiap kali bisa bangun pagi selama seminggu. Namun sesederhana secangkir kopi favorit setelah menyelesaikan laporan. Atau nonton film kesukaan setelah seminggu konsisten journaling.
Kenapa ini penting?
Karena otak kita merespons reward dengan sangat positif. Ketika kita memberi hadiah kecil setelah menyelesaikan tugas, otak akan merekam itu sebagai pengalaman menyenangkan. Dan... kita jadi lebih termotivasi untuk melakukannya lagi.
Self-reward membantu menciptakan siklus positif:
usaha pencapaian penghargaan motivasi usaha lagi.
Bentuk Self-Reward yang Nggak Harus Mahal
- Beliin makanan kesukaan Ibu dan Bapak
- Makan makanan favorit (tanpa rasa bersalah)
- Jalan kaki sore sambil dengar musik kesukaan
- Tidur siang 20 menit tanpa gangguan
- Nonton satu episode serial kesukaan
- Beli lilin aroma terapi atau sabun mandi baru
- Ngopi sendirian di kafe favorit
- Staycation kecil-kecilan setelah satu bulan kerja keras
Yang penting: beri dirimu pengakuan.
Karena sering kali, kita pandai mengapresiasi orang lain tapi pelit pada diri sendiri.