PERNAHÂ melakukan hal-hal baik kepada sesama penumpang transportasi umum?
Pernah. Saya pernah memandu dan mendampingi penumpang dalam penyelesaian satu perkara, tetapi kebaikan tersebut berakhir dengan penyesalan-penyesalan.
Sebelum sampai ke episode itu, ada baiknya mengutarakan ihwal kebaikan kecil di transportasi umum sebagai berikut.
Tak jarang saya menerima kebaikan-kebaikan kecil. Membuat terharu juga senang. Menerima perlakuan baik dan rasa kasih dari orang lain, kala menumpang kendaraan umum.
Ya iyalah, masa ya iya dong! Bagaimanapun mereka cenderung akan menaruh simpati terhadap keadaan saya.
Separuh badan sempat mati. Tubuh sebelah kanan pernah lumpuh. Berkat pengobatan, latihan-latihan, dan semangat untuk bangkit, maka keadaan menjadi jauh lebih baik. Kini saya mampu mandiri, kendati tidak sempurna.
Namun, jejak "kelumpuhan" masih kentara. Terlihat dengan mudah. Suatu keadaan yang membuat penumpang lain menaruh simpati (boleh jadi iba) kepada saya. Mereka akan memberikan kebaikan-kebaikan kecil.
Sebagian dari penumpang bergeser dan memberikan tempat terbaik saat saya menaiki angkot. Tidak hanya penumpang yang berbaik hati. Pengemudi akan menunggu hingga saya duduk sempurna.
Sopir berujar santun, "Pelan-pelan saja pak. Ditunggu kok."
Sejenak dunia angkot berputar lambat. Semua bergerak dan berucap lembut. Takda teriakan, keadaan grusa-grusu, dan hentakan mesin memutar roda meski pantat masih melayang di atas jok tipis.