Jawabannya bisa bermacam-macam.
Mungkin karena kita tumbuh pada budaya yang menilai diri dari hasil, bukan usaha.
Atau karena kita terbiasa menyenangkan orang lain dan lupa bahwa diri sendiri juga manusia yang butuh apresiasi.
Atau mungkin... karena kita takut kelihatan "lemah" saat memberi waktu untuk istirahat.
Padahal, menghargai dan memaafkan diri itu bukan kelemahan. Justru itulah tanda kedewasaan emosional.
Tantangan Hari Ini
- Tulislah tiga hal yang kamu lakukan minggu ini dan patut diapresiasi.
Misal:- Bangun pagi tiga hari berturut-turut
- Menyelesaikan pekerjaan tanpa menunda
- Berani bilang "tidak" pada sesuatu yang mengganggu fokus
- Pilih satu bentuk self-reward dan lakukan hari ini.
Misalnya: traktir diri sendiri es krim favorit, atau rebahan sambil baca buku tanpa rasa bersalah. - Jika kamu gagal dalam sesuatu minggu ini, tulis surat kecil untuk dirimu.
Contoh:
"Aku tahu kamu kecewa karena gagal konsisten journaling minggu ini. Tapi aku juga tahu kamu sedang belajar banyak. Terima kasih sudah mencoba. Aku tetap bangga padamu."
Jangan Lupa Merayakan Diri
Kita terlalu sering menunggu pencapaian besar untuk memberi diri kita penghargaan.
Padahal, keberhasilan kecil setiap hari pun layak dirayakan.
Kamu tetap berharga walau belum sempurna.
Kamu layak dihargai walau masih belajar.
Dan kamu boleh istirahat, memberi hadiah, dan memaafkan diri sepanjang perjalanan ini.
Karena yang membuatmu bertahan bukan hanya ambisi besar, tapi juga keberanian untuk berkata:
"Aku mencintai prosesku, termasuk versi diriku yang sedang berjuang hari ini."
"Kita tidak bisa berkembang dalam benci. Termasuk benci terhadap diri sendiri." -- Anonim
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI