Mohon tunggu...
Un.Sriwahyuni
Un.Sriwahyuni Mohon Tunggu... -

Penyuka rak buku, langit, dan taman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Labirin

13 Februari 2017   21:30 Diperbarui: 13 Februari 2017   21:58 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kebiasaannya masih sama.Tegurku dalam hati

“Maaf terlambat, jalanan macet.” Dia mengemukakan alasan tanpa ku tanyai

“Iya tidak apa-apa. Santai saja,” jawabku berusaha santai meski sejak tadi sebenarnya justru sangat gelisah.

Beberapa menit kami hanya menghabiskan waktu tanpa bicara. Aku berusaha tenang. Membiarkan dia untuk memulai pembicaraan lebih dulu. Sedang ia hanya sibuk dengan cokelat panasnya yang ia seruput bahkan hampir habis itu.

“Sedang ingin balas dendam, yah?” tanyanya memecahkan lamunanku pada cokelat panasnya.  

“He?” wajahku bingung menanggapi pertanyaannya

“Balas dendam yang terbaik melalui senyum, status BBM-mu kulihat kemarin”

“Ohh iya” Aku tertunduk malu.

Yaa ampuun apa selama ini dia sering membaca status-statusku di BBM. Dia kan sudah lama menghilang tanpa kabar, tak seharusnya kan seperti itu.Umpatku dalam hati

“Dengan cara terbaik apa pun, Tuhan tidak pernah menyarankan umatnya untuk balas dendam,” nasehatnya padaku

Ehh..apa dia tahu kalau saat ini aku sedang galau atas kepergian lagi. Atas rasa marah pada Damar yang sebenarnya tak bisa ku balas dendami dan aku hanya mampu tersenyum saja, menutupi rasa galauku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun