"Bagaimana nanti saja ya. Aku bicarakan dulu dengan kedua orang tuaku. Setidaknya sampai akhir Februari saat hujan mulai terhenti. Tunggulah aku di kotamu. Kau mengerti?"
Tio menghela nafas. Paling tidak harapan tak terhempas. Bahkan kandas. Tidak. Semoga saja.
"Baik, akan kubingkai hujan. Hingga akhir Februari. Kutunggu kau disini. Aku mengerti."
Hujan mulai mereda. Tio segera beranjak pergi. Berjanji akan kembali. Membingkai hujan hingga akhir Februari. Dan menunggu harapan, itu pasti.
Niek~
Jogjakarta, 8 Februari 2020
#ceritatentanghujanFC
#fiksianacommunity
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!