Mohon tunggu...
Undix Doang
Undix Doang Mohon Tunggu... -

Menulis tidak bisa diajarkan, tapi bisa dipelajari.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia: Negeri Paling Dermawan ke-12 di Dunia

16 Agustus 2016   12:12 Diperbarui: 16 Agustus 2016   12:24 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia masih berada dalam 20 negeri berpenduduk paling dermawan di dunia menurut World Giving Index (WGI) 2015. Mereka menyiarkan hasil survei 2015 tersebut dalam jurnal NewScientist 10 Agustus 2016.

WGI adalah upaya tahunan Charity Aid Foundation (CAF) untuk mengukur seberapa dermawan warga di suatu negara untuk mendermakan uang, waktu, dan menolong orang tidak dikenal. Mereka setiap tahun mewawancarai sekitar 1.000 responden di masing-masing negara dengan tiga pertanyaan: apakah kamu pernah mendonasikan uang, waktu, dan menolong orang yang tidak dikenal?

Dalam skala lima tahun terakhir, posisi rata-rata WGI Indonesia berada di peringkat 12 dunia dengan 46%. Sebanyak 68% penduduk Indonesia menderma uang, 38% menolong orang asing tanpa pamrih, dan 32% menderma waktu. Posisi Indonesia di WGI 2015 adalah 22, turun dari tahun sebelumnya.

Indonesia adalah satu-satunya negara anggota G-20 di Asia yang bertahan dalam 20 besar WGI selama lima tahun terakhir. Negara G-20 selain Indonesia yang masuk 20 besar WGI adalah Amerika Serikat, Australia, Britania, dan Kanada.

Myanmar secara global berada di posisi teratas dengan 64% dalam indeks WGI lima tahun terakhir. Mereoa menduduki peringkat pertama penduduk paling suka menderma uang (92% responden).

Diperkirakan faktor ajaran Sangha Dana pada agama Buddha berperan kuat. Tidak heran bila Muangthai menduduki peringkat kedua (88%).  Setelah Thailand, menyusul Malta (78%), Britania (75%), Belanda (73%), Selandia Baru (72%), Australia (71%), disusul Irlandia, Indonesia, dan Kanada masing-masing 68%. Angka absolut Indonesia (diukur terhadap populasi penduduk) berada di peringkat tiga terbanyak di dunia (121 juta penderma).

Dalam hal mendonasi waktu, penduduk Myanmar lagi-lagi menduduki peringkat satu WGI dengan 50% responden disusul negera miskin Sri Langka (48%). Liberia, negara miskin yang baru saja diporakporandakan perang saudara dan ebola, menduduki peringkat tiga dengan 46%. Negara lain yang menyusul adalah Selandia Baru (45%), Kanada (44%), Amerika Serikat (44%), Uzbekistan dan Kenya (43%), Filipina (42%), dan Guatemala (41%). Burundi berada di posisi paling buncit (1%) disusul RRC (4%). Indonesia berada di posisi ketiga penderma waktu terbanyak di dunia dengan 68 juta orang.

Peringkat pertama WGI dengan topik "menolong langsung orang tidak dikenal" diiduduki oleh Irak (79% responden), naik dari peringkat dua WGI 2014. CAF menggarisbawahi fakta bahwa di tengah perang yang berkesinambungan, justru mendorong solidaritas untuk menolong orang yang tidak dikenal. Dugaan itu konsisten dengan posisi Liberia di posisi kedua (78%). Liberia baru pulih dari perang saudara dan ebola.

Ketika data topik ini diletakkan dalam konteks populasi, Indonesia menduduki peringkat tujuh (63 juta orang). Posisi pertama diduduki India (335 juta orang).

Bagaimana dengan posisi jurukunci? Penduduk paling segan membantu orang tidak dikenal adalah Burundi (1%) disusul RRC 4%. Penduduk paling segan menderma uang ada di Maroko (3%) dan Yaman (5%). Penduduk paling kikir menderma waktu adalah Yaman (3%) disusul RRC dan Bulgaria masing-masing 4%.

Total penderma uang sepanjang 2015 diperkirakan 1,4 milyar orang, penderma waktu 2,2 milyar, dan penolong orang tidak dikenal 1,1 milyar. Tidak ada korelasi antara kekayaan suatu negara dengan donasi. Prasangka linier seperti "makin kaya makin kikir' atau "makin miskin makin welas-asih" tidak berlaku di sini. Faktor ajaran agama dan kebudayaan lokal lebih banyak berperan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun