Di kategori lomba Reportase, dua penghargaan juga berhasil diraih oleh Putri Mega dengan mendapatkan juara 2 narasi terbaik dan Salwa Awaliya yang mendapatkan juara 2 visualisasi terbaik.
Mega menjelaskan bahwa kelompoknya memilih Keraton Kasepuhan sebagai objek karena ingin menampilkan museum budaya sebagai tempat modern yang relevan dengan Generasi Z.
"Dari awal kami ingin kemas berita dengan narasi yang ringkas tapi tetap menarik. Kami memilih museum Kesepuhan karena ada Cava AI, teknologi digital yang bisa mengenalkan budaya dengan cara kekinian. Jadi museum nggak cuma terkesan kuno, tapi keren," jelas Mega.
Sementara itu, Salwa dan timnya mengangkat Batik Trusmi sebagai objek visual utama.
"Batik Trusmi itu adalah salah satu ikon Cirebon. Tak hanya ambil gambar aja, kami juga berbincang dengan pengrajin, petugas tour, sampai pengunjung luar negeri. Hal itu membuat visualisasi kami lebih bernyawa," ungkapnya.
Raih Juara Harapan Lomba PR, Pembelajaran Berharga dalam Kampanye Citra
SIlat Apik juga menggelar kompetisi Public Relation (PR), Maheswara Nagata dan Nabilah Eka Parahita masing-masing meraih Juara Harapan 3 dan Juara Harapan 2.
Keduanya berhasil membawa pulang penghargaan setelah berpartisipasi dalam lomba yang mengangkat kasus Keraton Kasepuhan, Cirebon.
Nagata mengungkapkan bahwa kompetisi ini dilakukan secara berkelompok.
"Kami berkolaborasi dengan UMY dan UM Buton untuk menggunakan strategi PR teknik sederhana, dengan memperdalam masalah yang dihadapi oleh Keraton Kesepuhan," ujarnya.
Ia menambahkan, "Hal penting yang aku pelajari dari lomba ini adalah membangun citra perusahaan bukan dengan cara memenuhi keinginan seorang PR, namun harus dapat memposisikan kita sebagai masyarakat atau audience".
Nabilah, yang juga berpartisipasi dalam kompetisi PR, menceritakan pengalaman berkesannya dalam riset dan brainstorming.