Pengalaman ini menunjukkan betapa emosionalnya bipolar bisa dipengaruhi oleh dinamika hubungan interpersonal, terutama yang menyentuh perasaan sangat dalam seperti cinta dan patah hati.
Merawat bulek yang bipolar membuat kami belajar betapa penting dukungan keluarga untuk menciptakan suasana rumah yang tenang, serta meminimalkan stresor emosional agar moodnya tetap stabil.
Perbedaan Menjadi Caregiver Dimensia dan Caregiver Bipolar
Dari pengalaman ibu saya merawat dan mendampingi nenek yang dimensia dan bulek yang penderita bipolar, saya melihat ada perbedaan dalam tantangan menjadi caregiver dimensia dan caregiver bipolar.
Dimensia lebih banyak berkaitan dengan penurunan kemampuan kognitif yang progresif. Nenek misalnya, butuh bantuan hampir semua aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, berpakaian, dan pengawasan agar tidak 'wandering 'atau mengembara seperti yang pernah terjadi.
Merawat dimensia sering lebih fokus pada kesabaran dan kewaspadaan dalam membantu aktivitas harian, dan mengelola perubahan perilaku yang mungkin muncul.
Sedangkan merawat bipolar lebih terkait dengan fluktuasi mood yang ekstrim antara fase mania dan fase depresi: emosi stabil dan kepatuhan minum obat jadi kunci sangat penting, seperti saya yang harus rutin mengantar bulek kontrol ke RSJ setiap bulan serta memastikan obatnya diminum tepat waktu.
Tantangan bipolar sering muncul dari dinamika hubungan dan stresor emosional seperti kejadian bulek yang kambuh karena urusan asmara.
Jadi, menjadi caregiver dimensia mungkin lebih fokus pada bantuan praktis sehari-hari, sedangkan menjadi caregiver bipolar lebih pada manajemen emosi dan menjaga kestabilan mood dengan dukungan pengobatan yang konsisten.
Tantangan dan Pembelajaran
Menjadi caregiver dimensia dan caregiver bipolar membawa tantangan sekaligus sebagai pembelajaran berharga. Salah satu tantangan terbesar adalah mengelola emosi diri sendiri sebagai caregiver; kesabaran dan empati harus selalu ada karena untuk kedua kondisi ini punya kebutuhan yang sangat manusiawi namun berbeda.