Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Malaysia Menurut Supir Taksinya

22 Maret 2014   19:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:37 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13954653661318974179

Beberapa hari lalu baru jalan ke Malaysia. Kebetulan supir taksi yang mengantar ke lokasi adalah warga malaysia keturunan india. Supir taksi ini banyak bercerita bagaimana asap diciptakan di malaysia. Jadi sesungguhnya asap di malaysia bukan kiriman indonesia. Karena dekat lokasi bandara saja banyak pembakaran kebun. Jadi dekat bandar kuala lumpur ada perkebunan kelapa sawit. Ternyata dahulu sebelum jadi bandara lahan yang dipakai untuk bandara adalah kebun sawit. Malaysia sangat memuja sawit, karena mereka hidup dari sawit.

Jika diperhatikan, di malaysia pekerjaan supir taksi, porter hotel dan kerja yang sifatnya bukan skill profesional banyak dilakukan oleh warga malaysia keturunan india. Bagi warga malaysia keturunan india-cina segregasi dan diskriminasi bukanlah hal baru. Mereka terbiasa. Nah supir taksi yang membawa pulang dari kualalumpur ke airport KLIA yang juga keturunan india berbicara lebih jauh lagi tentang politik dan kesejatian realitas bangsa malaysia.

Saya tentu saja sangat merasa beruntung sebagai bangsa Indonesia, dan sejak datang pun tidak ada rasa kagum terhadap pembangunan di sana. Toh para kuli dan buruh-buruh yang membangun menara petronas yang megah mirip dengan arsiterktu Candi Prambanan, adalah para buruh dari Indonesia. Jadi walaupun saya sempat foto-foto diantara menara petronas, tidak bermaksud membanggakan malaysia.

Supir taksi yang membawa kami dari kota ke airport juga keturunan india. Beliau fasih berbicara tentang politik, tentang realitas diskiriminasi yang terjadi di malaysia, tentang kemunafikan bangsa asli/pribumi melayu malaysia. Ia mengalami sendiri bagaimana ketika membeli cicilan rumah harus membayar 70000ringgit, namun ketika warga pribumi malayu yang membeli rumah hanya membayar 40.oooringgit.

Ia juga bercerita bagaimana hukum syariah yang diberlakukan paksa oleh pemerintah sesungguhnya tidak dijalankan oleh warga asli secara sungguh-sungguh. Banyak yang hanya diterapkan 'halal' hanya pada makanan, tetapi menghalalkan korupsi dan pungutan serta diskriminasi. Juga menurutnya kata-kata allah yang ekslusif hanya boleh digunakan bagi kalangan islam dikeluarkan oleh pemerintah. Beberapa negara bagian juga menghancurkan peribadatan agama selain islam, melarang sekolah non islam dsb. Meskipun menurutnya banyak juga penduduk muslim malaysia yang secara sembunyi-sembunyi mempraktekan juga ajaran 'hindu' memuja dewa hindu di rumah secara diam-diam.

Ia juga bercerita bagaimana dahulu seorang tokoh politik yang sekarang terkenal pernah menghancurkan kuil dan dipenjara pada jaman mahatir muhamad. Menurutnya mahatir muhamad sendiri keturunan india. Ia juga cerita maskapai malaysia airlines yang dikelola oleh pribumi malaysia terus turun kualitas dan keuntungannya. sementara Air Asia yang terus sukses  CEO-nya keturunan india, ia juga menyebutkan maskapai lainnya. Menurutnya lagi, mengapa pemerintah malaysia menerapkan syariah, katanya ada ketakutan dari pemerintah malaysia bahwa warga pribumi malaysia akan kembali ke ajarannya sebelum ajaran islam masuk...hahaha ada-ada aja.

Terkait diskriminasi di malaysia, tak heran kebanyakan orang keturunan cina dan india saling bekerjasama, dan partai penguasa sekarang telah mengalami kekalahan yang terbesar sepanjang sejarah dan kini walau tetap mayoritas namun mayoritas kecil, itupun didukung oleh mereka yang lebih suka pada status quo dan diuntungkan...terutama kelas menengahnya dan apolitis. Bisa dikatakan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan tinggi, namun secara rohani dan kebebasan manusia agaknya terbatas, meskipun di negara-negara bagiannya berbeda. Lebih bebas di Malacca dibanding yang lain...

Kebetulan acara yang dihadiri oleh saya di malacca, dan disponsori oleh partai kecil yang anggotanya kebanyakannya keturunan cina, termasuk ketua partainya. Penjamuan terhadap tamu baik sekali, kami dijamu dan diajak berwisata mengenali malacca. Disana percampuran cina dan melayu disebut peranakan. Jamuan kami sebagai peserta oleh partai tuan rumah menyenangkan, kita berwisata malam di sungai malaka, di pasar rakyat pecinan yang menjual berbagai oleh2 dan makanan, pernak pernik. Oleh oleh saya bawa dodol yang lembek...mengapa banyak orang datang berkunjung ke malaka, karena itulah satu-satunya tempat paling bersejarah dan dibanggakan oleh malaysia, dan sudah diakui oleh unesco. lucunya ada kapal besar yang katanya milik vasco de gama diabadikan...juga rumah-rumah model asli malaka di abadikan. sedangkan sejarah asalnya adalah mereka dulu kabur dari majapahit dipimpin oleh hang tuah. juga ada persilangan kawin antara putri cina dengan putri melayu. Di malaka yang dipuja adalah hang tuah...dan memang saat ini sudah masuk ajaran islam...

itulah story dari Kuala Lumpur: sopir taksi yang cerdas bernama Nala, pernah bekerja sebagai marketing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun