Jum'at (11/09) malam lalu saya baca status FB suami. Broadcast tentang himbauan untuk mengundang hujan secara sederhana. Hanya menyiapkan baskom berisi air yang diberi garam. Lalu baskom tersebut dijemur di terik matahari antara pukul 11.00 hingga 14.00. Menurut BC tersebut, tindakan itu diharapkan dapat memunculkan titik hujan. Makin banyak warga yang melakukan akan semakin besar peluang keberhasilan mengundang hujan. Dan begitulah, saya mempercayainya dan tanpa berpikir macam-macam, esok hari ikut mempraktekkan isi himbauan.
Malam berikutnya ketika liat-liat FB, saya terbaca penjelasan maraknya BC tentang mengundang hujan. Kesimpulannya bukan tertipu tapi faktanya mustahil berhasil. Iseng saya nyeletuk ke suami, "lain kali kalau posting status hati-hati dong! Jangan ngajarin sesat."
Sebenarnya menurut saya BC mengundang hujan adalah bagian dari sebuah harapan masyarakat. Benar bahwa musim kemarau sebagai siklus alam tidak bisa dihindari. Tetapi mengurangi dampak merugikan akibat kemarau tentu bisa dilakukan. Termasuk bahaya kabut asap. Permasalahannya bencana kabut asap bukan yang pertama terjadi. Telah berulang dari tahun ke tahun. Apakah tidak ada upaya pencegahan secara massal? Selama ini yang terjadi hanya penanggulangan setelah banyak korban dari bencana kabut asap.
Saya tidak ingin ikut menyalahkan oknum tertentu penyebab makin parahnya kabut asap. Meski tidak bisa menutup mata bahwa ada pihak yang mengambil keuntungan adanya bencana tahunan ini.
Sebagai masyarakat, saya hanya berpikir sederhana, atasi kabut asap. Apa yang bisa kami lakukan dalam upaya pencegahan agar tahun-tahun kedepan tidak perlu lagi anak-anak kami terpaksa diliburkan sekolah hanya karena udara yang mengancam kesehatan mereka.Â
Saat ini, kabut asap sudah mencapai level darurat. Nyaris semua aktifitas terganggu. Tentu apapun akan dilakukan untuk mengakhiri bencana ini. Jadi meski terkesan sangat kecil kemungkinan sebuah usaha berhasil tetap akan dilakukan. Begitulah yang terjadi dengan ramai-ramai mengaminkan BC mengundang hujan lewat baskom-baskom garam.