Telah Malam ketika Alex dan Cameliya kembali ke rumah. Karena lelah, mereka segera beristirah dan tidur. Sebelum fajar mereka bangun dan bergegas pergi ke Punden Archa Ganesha. Setelah menayapu halaman kemudian baca mantra bersama. Alex berkata kepada Cameliya,"Kita harus segera pergi dari sini. aku khawatir Tentara Kerajaan Singosari akan mencari dan menangkap kita."
"Kita mau pergi kemana?" tanya Cameliya ingin tahu.
"Kita harus menemukan sumber suara kereta api yang sering kita dengar," jawab Alek,"Aku yakin, itu adalah petunjuk yang dapat membantu kita menemukan jalan keluar dari tempat ini."
Cameliya tidak bertanya lagi dan mengikuti langkah Alek berjalan menjauh dari punden. Mereka menelusuri bukit dan jurang kecil di sebelah barat. Setelah beberapa lama mencari, hingga sinar matahari bersinar terang, Alek hampir putus asa, dan berhenti mencari.
Mereka duduk di sisi tebing sebelah selatan, dan satu tebing lagi terlihat di sisi sebelah utara. Alek ingat ketika naik kereta api dari Malang ke Blitar, setelah melewati terowongan. Kedua sisi tebing ini mirip yang dilewati jalur rel kereta api.
"Mungkin rel kereta api melintas di antara kedua tebing ini," kata Aleksa sambil menunjuk ke arah tebing. "Kita harus menuruni tebing sampai ke bawah."
"Apa kamu yakin?" tanya Cameliya.
"Kita coba saja," jawab Alek singkat.
Kemudian, dengan sangat berhati-hati, Aleks melangkah pelan di depan, mendahului Cameliya.
 "Hati-hati langkahmu, Alek, jangan sampai kamu jatuh," ujar Cameliya.
Setelah sampai di dasar jurang, terlihat tanah dasar jurang rata membujur dari timur ke barat.