Mohon tunggu...
Ulvia Nur Fianti
Ulvia Nur Fianti Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer and Student

1.Aktivis Intellectual Movement Community (IMC) 2.Ex Ketua YBM BRI Kanwil Malang - KC Jember 3.Ketua Departemen RnI KSEI 4.Kader PMII Rayon FEBI 5.Tutor Obama Learning Center 6.Freelancer and Student of Islamic Banking Dept.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita Hebat di Balik Einstein yang Tak Pernah Diakui

22 Maret 2020   03:27 Diperbarui: 22 September 2022   16:22 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Einstein(Unsplash/Taton Moise) 

Pasti kita tidak asing lagi dengan Einstein yang melegenda, namanya menggema di media, diskusi intelektual, dan rumus fisika. 

Ya, Albert Enstein adalah sosok yang di agung-agungkan kegeniusannya dalam menciptakan teori relativitas, persamaan energi, mekanika kuantum, mekanika stastistika, kosmologi dan banyak lainnya.

Untuk kalian anak MIPA pasti tidak asing lagi dengan rumus persamaan masa dan energi, E = mc kuadrat. Nah, dari rumus yang diciptakan Einstein itulah lahir cikal-bakal adanya bom nuklir.

Nama Einstein sampai saat ini terus terngiang-ngiang di ingatan kita, setidaknya ketika membahas ilmuwan pada generasi akhir abad ke-20, bahkan orang-orang di seluruh dunia menjadikan Albert Einstein sebagai icon dari seseorang yang cerdas , dengan wajahnya yang menurut saya aneh dan menggelikan, mirip Mr Bean versi The Buffalo News.

Apalagi, ketika ia berpose menjulurkan lidah di hari pesta ulang tahunnya, itu membuat saya berfikir, "kok ada ya ilmuwan anti-mainstream sepertinya".

Dan yang paling membuat saya tidak habis fikir untuk kesekian kali, saking ikonik dan legendarisnya, foto Einstein ini dihargai dengan nilai yang sangat fantastis.

Dalam sebuah lelang di tahun 2017 lalu, foto ini terjual dengan harga 125.000 Dolar Amerika serikat atau setara dengan Rp 1,75 miliar. Itulah bukti autentik bahwa Albert Einstein benar-benar begitu istimewa di mata dunia.[1]

ibtimes.co.uk
ibtimes.co.uk
Siapa sangka dibalik kepopulerannya dalam dunia akademis, ada sosok hebat yang tersembunyi atau memang "sengaja" disembunyikan oleh sosok Albert Einstein. 

Ia adalah Mileva Maric, Istri pertama Einstein yang harus menerima takdirnya untuk tidak diakui dunia seumur hidupnya, Miris, tapi itulah realitanya.

abc.net.au
abc.net.au
Bukan hanya itu, Mileva adalah sosok yang sangat cerdas, bahkan melebihi Einstein, hal ini diceritakan oleh Marie benedict dalam bukunya, yaitu "The Other Einstein". Buku ini menceritakan suara hati perempuan cerdas dibalik Einstein. 

Penulis yang peduli isu gender tersebut tinggal di Massachusetts, Amerika serikat. Lebih dari sepuluh tahun ia bekerja sebagai Litigator dan fokus dalam meneliti gender khususnya kisah sejarah wanita yang tersembunyi. 

Hatinya terketuk menjadi filantropis dan penulis ketika ia menemukan fakta bahwa ada perempuan yang sangat hebat, akan tetapi tenggelam termakan popularitas orang lain. Lalu ia tertarik untuk menjadikan kisah pilu wanita yang "cerdas" itu menjadi sebuah buku[2].

Semuanya berawal ketika keduanya, Einstein dan Mileva menimba ilmu di Politeknik Federal Swiss di Zurich pada tahun 1896. Pada masa itu, Mileva adalah satu-satunya perempuan yang bisa belajar di tempat tersebut karena kecerdasan di atas rata-ratanya, terlebih untuk wanita pada umumnya.

Sulit pada masa itu untuk wanita bersekolah, apalagi berkuliah untuk menempuh gelar di perguruan tinggi, Di tengah keterbatasannya, memiliki fisik yang tidak sempurna pada kakinya, berdarah keturunan Serbia, membuat Mileva bukan hanya harus berjuang dalam menempuh pendidikannya, tapi ia juga harus bersabar dalam menghadapi olok-olok dari teman-temannya dan juga prasangka dan sikap ketidakyakinan yang ditunjukan dosennya. Tapi, Mileva selalu gigih untuk mempertahankan cita-citanya.

Tekad untuk menguasai fisika dan matematika-lah yang membuatku masuk Politeknik, bukan keinginan untuk berteman atau menyenangkan orang lain. Aku berusaha mengingat fakta sederhana ini saat menguatkan diri menghadap dosenku dan teman-temanku.[3]

 Kapabilitas yang tinggi pada ilmu fisika dan matematika ditunjukan oleh Mileva, hingga ia merubah paradigma dosen dan teman-temannya, bahwa ketidaksempurnaan fisik bukan menjadi penghalang untuk tetap bersinar. 

Einstein menjadi orang pertama yang sangat terimpresif dengan kecerdasan yang dimiliki oleh Mileva dalam perhitungan Matematika dan Fisika.

Ia pun berteman baik dengan Mileva, hingga rasa yang awalnya hanya sebatas teman, berekspansi menjadi rasa cinta, Mereka tetap menjalin asmara meski hubungan mereka ditentang oleh Ibunya, Pauline Einstein.

Mereka tetap melanjutkan hubungannya. Hingga akhirnya, karna di tentang keras oleh Ibu Einstein, mereka melakukan kesalahan yang sangat fatal, yakni Mileva hamil di luar nikah.

Ini sungguh sangat membuat Mileva terpukul karna harus berhenti kuliah dan gagal memperoleh gelar akademisnya, tidak dengan Einstein yang masih boleh melanjutkan kuliahnya. 

Karena terus depresi akan masalah yang menimpanya, Mileva Maric keguguran dan kehilangan bakal calon buah hati pertamanya dengan Einstein.

Akhirnya keduanya menikah pada tahun 1903, meski menikah keduanya tetap cinta dengan sains, Mileva selalu membaca buku-buku dan memberikan ide gagasan kepada Einstein untuk menciptakan penemuan-penemuan baru.

Mereka selalu mengerjakan penelitian secara bersama-sama, dan Mileva selalu membantu Einstein untuk menyelesaikan makalah penelitiannya.

Dan singkat cerita Mileva melahirkan putra keduanya yakni Lieserl, ketika memiliki anak ke dua, sikap Enstein kepada istrinya sama sekali tidak menunjukan sosok suami dan ayah yang baik. Di luar, reputasinya sangat bagus dan dikenal menjadi Ilmuwan muda saat itu.

Tapi di rumah, sikapnya berbanding terbalik. Ia semakin menunjukkan sikap tempramentalnya, Selain itu Einstein selalu mengagalkan cita-cita Mileva untuk menjadi pasangan Bohemian yang sama-sama mencintai ilmu sains dengan menciptakan karya bersama, tapi nyatanya ia selalu menghapus nama Mileva saat dikirim ke beberapa penerbit makalah jurnal ilmiah, Tanpa sepengetahuan Mileva.

Einstein melakukannya dengan cara membuat Mileva sibuk dengan pekerjaan rumah dan melayaninya dengan tugas-tugas domestik selama pernikahan. 

Dan, Apa yang dilakukan Einstein kepada istrinya? ia membuat aturan-aturan aneh untuk Mileva mulai dari menyediakan makan spaghetti 3 kali sehari dengan kadar kalori dan waktu yang tepat, berhenti bicara bila Einstein menginginkan sehingga Mileva  tidak bisa "protes" sedikitpun jika sikap Einstein salah,  tidak boleh mengharapkan keintiman dari Einstein.

 Nasib tidak baik kembali menimpa Mileva untuk yang kedua kali, Lieserl putra keduanya meninggal dunia karena terjangkit demam scarlet.

Sikap ketidakpedulian Einstein lah yang lebih membuat Mileva terpukul, Einstein terus terobsesi dengan penelitian dan lupa jika ia mempunyai keluarga bahkan saat anaknya meninggal untuk yang ke dua kali.

Di tengah konflik batin yang di hadapi Mileva dengan Einstein, Mileva tetap tidak menaruh dendam kepada suaminya tersebut, dari konflik batin yang dihadapinya.

Mileva mendapat pemikiran yang sangat cemerlang, ia memberikan gagasan kepada Einstein lalu membantunya membuat makalah penelitian secara bersama-sama untuk kemudian dikirimkan ke jurnal ilmiah Annalen der Physik dengan dua nama sebagai penulisnya, Albert Einstein dan Mileva Maric, itulah epistimologi lahirnya teori relativitas khusus.

Tapi ternyata Einstein tidak memenuhi janjinya, betapa terkejutnya Mileva ketika jurnal ilmiah itu sudah di publikasikan oleh Annalen der Physik. Nama Mileva sama sekali tidak tercantum, ia sangat kecewa kepada suaminya. 

Ternyata dengan sengaja Einstein menghapus nama Mileva dengan dalih Mileva tidak memiliki gelar akademis, sehingga pihak Annalen der Physik ragu dan meng-iyakan permintaan Enstein untuk menghapus nama Mileva dari penemuannya. 

Realitanya, Mileva memang gagal memproleh gelar Ph.D karena skandalnya dengan Enstein, meski begitu Mileva bukan tidak mampu menjadi ilmuwan karena kognitifitas yang ia miliki sangat mumpuni.

Sementara itu, Mileva yang sangat cerdas tidak terima begitu saja dengan perlakuan suaminya itu. Sehingga terus menjadi konflik dalam rumah tangganya, puncak kekecewaan Mileva adalah saat ia mengetahui bahwa suaminya selalu menghapus nama-namanya saat mengirimkan makalah-makalah penelitiannya dan Einstein mendapatkan Nobel penghargaan sebagai pencipta teori relativitas khusus tanpa nama "Mileva". 

Dari situ Mileva berfikir bahwasannya selama ini Einstein hanya benar-benar memikirkan dirinya saja, tanpa pernah memikirkan orang lain, sekalipun itu istrinya.

Di tengah prahara rumah tangganya dengan Mileva, Einstein bukannya menyelesaikan masalah, akan tetapi mencari alternatif kebahagiaan yang lain dengan cara terus menerus mencari wanita baru yang secara implisit menunujukkan bahwa ia ingin mencari peran pengganti Mileva sebagai istri. 

Akhirnya Mileva dan Einstein resmi bercerai pada tahun 1919, dan pada saat itu juga Einstein menikahi Elsa Lowenthal, istri keduanya yang notabenenya adalah janda dan saudaranya sendiri ketika ia lelah dengan petualangan cintanya. Einstein dan Elsa tidak dikaruniai anak, keduanya mengasuh anak ketiga dari Einstein dan Mileva.[5]

Menurut hemat pemikiran saya yang mencoba menginterpretasikan buku hasil riset Marie Benedict ini, penulis bukan bertujuan ingin mengecilkan kontribusi Einstein dalam keilmuan dan mengkerdilkan hati nurani Einstein dalam hak-hak wanita, tapi ini lah fakta perjalanan kehidupan cinta seorang Einstein, dan suara hati wanita yang di sisi lain yang ingin didengar, buku ini santer dengan isu gender.

Bagaimana tidak? sikap Einstein dalam buku "The Other Einstein" ini secara eksplisit menjelaskan bahwa, Ia tidak menyukai Mileva menyetarainya untuk sama-sama memperoleh nobel dan menjadi Ilmuwan, ia hanya ingin mileva menjadi istri saja.

Tentu saja ini bertentangan dengan nilai-nilai feminisme, Seorang ilmuwan tidak dibatasi oleh gender dan seksualitasnya, selama ia bisa menemukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain, maka ia layak disebut ilmuwan. 

Tak peduli pria atau wanita. Dan dari kisah Einstein kita bisa belajar, bahwa orang yang kecerdasannya hampir sempurna seperti Einstein pun ternyata juga memiliki kekurangan, hal itu menunjukkan tidak a ada yang sempurna di dunia ini.

Dan terkait teori relativitas khusus, meskipun Mileva tidak memperoleh gelar akademis dan nobel penghargaan, Ia layak disebut matematikawan dan fisikawan, karena bukan tidak mungkin, bukan hanya teori relativitas khusus yang diakui Einstein sepihak, sangat memungkinkan  juga ia berpengaruh dalam penemuan-penempuan Einstein yang lain.

vix.com
vix.com
Dari kisah Mileva, perempuan hebat dibalik Einstein ini kita bisa belajar, Sehebat apapun diri kita saat mencapai puncak kesuksesan, jangan pernah melupakan seseorang yang menemani kita saat mendaki.

Dan kita juga bisa belajar, jangan sampai kecerdasan hancur hanya karna masalah cinta, karena cinta bisa merubah baik menjadi buruk, akan tetapi cinta juga bisa merubah buruk menjadi baik jika kita saling menghargai agar tidak saling menyakiti. 

[1] https://www.livescience.com/59978-einstein-tongue-photo-sells-at-auction.html

[2] ttps://www.goodreads.com/author/show/14815127.Marie_Benedict

[3]Marie Benedict, The Other Einstein, Terj.Lulu Fitri Rahman, (Jakarta : Bhuana Sastra,), hlm.4.

[4] Marie Benedict, The Other Einstein, Terj.Lulu Fitri Rahman, (Jakarta : Bhuana Sastra,), hlm.20.

4] Marie Benedict, The Other Einstein, Terj.Lulu Fitri Rahman, (Jakarta : Bhuana Sastra,), hlm.299.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun