Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langkah Ysabelle

27 Februari 2016   10:40 Diperbarui: 27 Februari 2016   22:18 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya, ampun! Orang-orang pada kenapa, sich!" Pekikku di tengah jalan. " Ya, udah deh. Jalan kaki aja!!! Hiks!" Aku hampir putus asa, di pipiku sudah mengucur air mata dan peluh yang kemudian disirami debu pagi itu.

Satu jam kemudian.

Aku melirik jam tanganku sudah jam 9 dan aku telat. Aku sudah berdiri tepat di depan mesin absesnsi fingerprint. Aku menempelkan jempolku dan, "Please, try again"

"Aduh, udah telat juga malah ngoceh Please try again nih orang!!!" Omelku sambil berikutnya aku menempelkan jari telunjuk. "Please Try again"

"Apah!!!" Aku berulangkali menempelkan jempol dan telunjuk secara bergantian. Tapi tetap belum terbaca.

"Ah, udah deh! Mesin error gini masih aja dipake!" Omelku sambil menaiki tangga menuju lantai dua divisi Finance.


Kriiieeettt!!!!! Ternyata semua sedang sibuk dan aku tidak mau mengganggunya, karena terlambat bagiku adalah hal yang mengharukan, jadi lebih baik jangan ada yang menyadari keberadaanku. Tiba-tiba OB masuk membawa sebuah bungkusan dan meletakkannya di sebuah meja.

"Dari Pak Alex ya?" Tanya Ishak temanku yang duduk di sebelahku. " Asiiikkk! Semuanya!!! Pak Alex ultah jadi kita makan-makan!" Teman-temanku langsung menyerbu dan masing-masing mengambil 1 snack box. Aku juga segera berlari menuju meja itu, tapi sudah habis duluan. Hah? Wah, parah nih Pak Alex bagi makanan ga merata, omelku dalam hati.

"Mas, untuk Mba Belle besok aja ya, udah saya simpan di kulkas pantry." Kata Ob itu sebelum pergi.

"Oh, iya, Mas" Kata Ishak.

"Ishak!!!" Panggilku kencang tapi dia tidak menoleh sedikit pun. Aku hanya bisa melongo tak percaya kenapa mereka tidak melihatku datang. Aku mendekatinya kembali dan mencoba untuk memukul kepalanya. Hah! Tembus! Aku tak percaya, apa aku sedang mimpi sehingga semuanya kelihatan sangat aneh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun